Akhirnya aku menemukan jawaban untuk pertanyaan yang menggantung di tulisanku yang berjudul: Buuuntuu!!----ada yang bertanya apa motifku sebenarnya sewaktu mengikuti kegiatan2 rohani2 itu? Mau melayani Tuhan? Atau mau nambah teman dan cari pacar?? Jawabannya adalah kemurnian, atau bahasa kerennya Purity.
Kalau mau jujur, aku akan menjawab sebenarnya motif keduaku adalah pemicu aku melakukan pelayanan... Aku bisa bilang begitu sebab seandainya aku melayani bersama dengan Tante2 n Om2, mungkin semangatku tidak sebesar bila melayani bersama dengan teman2 yang seumuran denganku. Hehehehe.... That’s me, being honest to myself.. Lalu, apakah itu benar? Atau lebih halusnya, apakah itu gak papa?? Aku bingung, tidak tau harus menjawab apa...
Sebagian dari diriku langsung protes keras, kalau itu salah, berarti ekstrem nya jadi kita tidak boleh berteman?? Kita hidup di masyarakat, bila mengikuti suatu kegiatan, sudah pasti kita akan menjalin hubungan dengan mereka, berteman dengan mereka, dan bila klik, menyukai salah satunya mungkin... wakakakaka....apakah berteman dan seterusnya seperti itu salah?? Itu suatu hal yang tak terhindarkan. Dengan mengikuti kegiatan rohani, aku berharap dapat menambah teman juga... Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Salahkah itu?? Tidak!! Selanjutnya, aku bekerja melakukan pelayanan dengan pemikiran seperti itu.
Dalam prosesnya, pertanyaan itu tidak dapat dijawab sesimpel itu. Aku semakin akrab dengan mereka. Kita lumayan sering hang out sama2 dan temanku semakin banyak. Sampai suatu saat, di waktu yang sama, di satu sisi, ada latihan kor rutin, di sisi yang lain, aku diajak refreshing setelah seharian bekerja menghias gereja. Aku mengambil pilihan yang kedua, tapi sesudahnya, hatiku protes. Pertanyaan di atas terlintas lagi di benakku, ini baru salah... Tidak apa kita mempunyai keinginan banyak seperti di atas, tetapi bila akhirnya bentrok, kita harus mempunyai prioritas. Kali ini, aku telah menomorduakan Tuhan. Selanjutnya aku berjanji dalam hati, ya, aku tidak akan seperti ini lagi... membuat keputusan yang salah.. ingat, motifmu!!
Ada lagi peristiwa yang lain, yang kembali mengingatkanku akan pertanyaan ini, walaupun hanya 2 kelompok pelayanan gereja yang kuikuti, waktuku dengan keluarga benar2 tersita... Sebab selain pelayanan----namanya juga anak muda----kita juga hang out bareng. Sepulang kerja, aku nyaris tidak mempunyai waktu di rumah. Mama mulai protes.. Waktuku membantunya juga berkurang... jam pulang malam ku juga molor... aku mengantuk di kantor.. Mama memperhatikan hal ini, dan memperketat jam pulang malamku, dan jengkel dengan semua kegiatan yang kuikuti, hingga tercetus kata-kata, “Bila terus seperti ini, Mama malah kepikiran, sudah, lebih baik tidak usah pelayanan.” (Sabtu, 18 Desember 2010)
Perkataan ini membuatku berpikir. Pelayanan yang kuikuti tidak bersalah. Aku saja yang tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Aku hang out dan sering pulang malam. Itulah yang membuat pelayanan yang kuikuti jadi mempunyai image jelek di depan Mama. Masalahnya, seperti dalam tulisan2ku sebelumnya, aku tu bisa dibilang kuper, jarang bepergian dengan teman2 sebaya, karena itu, saat ini, aku benar2 senang bepergian dan bersenang-senang dengan mereka, jadi aku nyaris tidak kuasa menolak setiap ajakan mereka... Dari sisi Mama, Mama hanya melihat anak perempuannya “hilang”, tidak pernah anteng di rumah lagi...
Akhirnya, aku membuat keputusan, kalau benar2 pelayanan, baru aku ikut. Jangan terlalu sering hang out! Itulah jalan keluarnya... Berat... T.T
Ajaib, keluhanku Engkaujawab. Dalam perjalanan ke kantor 21 Desember 2010, aku membaca renungan harian tgl 19-21 Desember 2010 di mobil----maklum, masi baru mulai baca, jadi kalau tidak cape, bisa baca rutin setiap hari, bila capek dan ketiduran, aku membacanya SKS ( Sistem Kebut Sehari), heehehhe... Renungan 19 Desember 2010 mengatakan, “Layanilah Tuhan dangan motivasi benar, supaya buah pelayanan kita tidak terasa hambar.” Pas banget, klo dilihat tanggal nya, cuma aku saja yang bacanya terlambat. Thank You, Lord! Engkau selalu memperhatikanku... Aku semakin menyadari bahwa disinilah diperlukan kemurnian motif dan kesungguhan hati untuk melayani. Jika motivasiku murni, aku akan bekerja dengan serius, setia dannn.... tetap gembira. :DDD
Jumat, 31 Desember 2010
Minggu, 03 Oktober 2010
Heeppiiiii…bangetttzz..
Wah, malam ni hepi banget deh!! Mau tahu knapa? Ceritanya begini, akhir2 ini mudika wilayah ku mengadakan ice cream party. Di pesta es krim ini, kita boleh makan es krim sepuasnya. Gratis? Ya gak lha... Lalu?
Caranya, yang mau ikut pesta es sebelumnya harus membeli tiket terlebih dahulu, Rp. 10.000 saja. Di pintu masuk, kalian akan menukarkan tiket itu dengan cone. Selanjutnya, kalian boleh nambah es sepuasnya sampai cone kalian rusak. Benar2 sepuasnya! Kalo sudah rusak berarti tidak bisa nambah es lagi? Bisa! Kalau kalian beli cone baru. Hehehe... Tenang, harga cone tambahannya separo harga tiket awal! Lalu silakan nambah es lagi sampai kekenyangan... Wkwkwk...
Kita sudah mulai buka stan penjualan tiket 3 minggu sebelum hari H. Hasilnya?? Minggu pertama, kita sukses jualan kacang. Orang2 hanya berlalu lalang melewati stan kita saja. Cuap2 kita dibalas dengan senyuman. Kita mulai berpikir kalau tidak kenal, susah deh... Hasil penjualan hari sabtu minggu pertama, 5 tiket. Bener2 membuat down!
Minggunya aku diajak jaga stan lagi... Waduhh!! Minggu itu, aku juga diajak temanku jalan2 ke mall.. hehehe... bisa nebak aku milih yang mana? Jujur, walaupun ada malasnya, awalnya aku rencana mau ikut dua2nya (Rakus!). Setelah jalan2 ke mall, nyusul kesana. Sempat terbersit, kalo sudah di mall, susah rasanya... Ternyata benar, aku tidak bisa datang tepat waktu. Dengan kata lain, aku tidak ikut jaga hari itu. Aku membela diri dengan mengatakan kalau sabtu kan aku sudah menjaga, jadi tidak apa2...
Minggu kedua, teman2ku bilang kalau kita harus jemput bola, baru bisa laku. Seperti nodong dong?? Kalau dipikir, memang nodong... tapi kan kita nodong mereka buat beramal sekaligus bersenang-senang, lagian kita juga tidak memaksa, begitu kata temanku. Saat melakukan strategi ini, protes2 mulai bermunculan. Mahal! Malas antrine! Seharusnya tidak mahal lho! Soalnya ini kan sepuasnya... Lagian ini kan untuk cari dana juga, jadi kita juga butuh untung, supaya kas kita bertambah. Tapi, tenang, semua dana ini nanti akan disumbangkan kok! Trust us! Soal malas antri, kita tidak dapat komentar apa2... O ya, sambil antri, kalian bisa toleh kanan, toleh kiri, memilih hendak ikut games yang mana... Disana nanti selain ice cream party, juga ada mini games dengan hadiah2 kerennya. Sip kan? (Cerita sekalian promosi yow, Ce? Hehehe..)
Teman2ku yang lain kok kelihatannya enjoy ya mendatangi setiap orang yang lalu lalang sambil menawarkan tiket. Aku pribadi, merasa bagaimana gitu saat melakukan itu... Aku tidak terbiasa, canggung, juga pesimis. Lalu, apa yang membuatmu hepi? Suatu kejadian di akhir acara...
Awalnya kita hanya berencana untuk berjualan tiket sampai awal misa keempat minggu malam itu, ternyata ada beberapa orang yang menjanjikan akan membeli tiket sepulang misa nanti. Teman2ku memutuskan akan menunggu hingga mereka selesai misa... WHAA... Dalam hati, aku pingin pulang juga, tapi minggu sebelumnya aku sudah tidak ikut menjaga stan, masa kali ini juga meninggalkan mereka jaga sendiri?? Ini kan kegiatan bersama.. Akhirnya aku ikut mereka menjaga stan. Sori, buat temanku yang menjaga parkir, sebab akhirnya kamu jadi pulang sendiri.. Sori ya?
Saat menunggu itu, aku sempat berpikir, akankah kesabaran kita membuahkan hasil? Apakah hasilnya nanti akan sebanding dengan penantian kita? Sebelumnya, walau gigi kita sampai garing karena koar2, menjual 1 tiket saja susah... Akhir misa keempat, tiketnya laku terjual 30 tiket. Keereennn khan???
Ada seorang ai yang hendak menyumbang, jadi dia memberikan kita uang Rp. 300.000,- Ai ini mengatakan simpan saja tiketnya, tidak perlu... Namun kita tetap memberikan 30 tiket itu ke anaknya yang kelihatannya tertarik ( Kenapa mama menolak tiketnya ya??). Si anak menerima 30 tiket itu dengan antusias. Terimakasih, ajak teman-temanmu ya, ucap kami tidak kalah girangnya.
Kejadian ini membuatku seneng banget… Teman2ku bertanya kenapa?? Ya, soalnya selama ini, aku merasa hanya sukses jualan kacang, bukan sukses jualan tiket. Aku bener2 pesimis. Kalau tetap seperti ini, tiketnya ini bakal sisa banyak. Ternyata, di akhir penantian, kita diberi kejutan. Sebanding gak? Sebanding banget!! Lebih malahan!! Karena ada kejadian seperti ini, aku jadi semangat n tidak pesimis lagi… God answered my unspoken prayer. Benar2 memberikan harapan dan mengobarkan semangatku lagi… Thank You.
Caranya, yang mau ikut pesta es sebelumnya harus membeli tiket terlebih dahulu, Rp. 10.000 saja. Di pintu masuk, kalian akan menukarkan tiket itu dengan cone. Selanjutnya, kalian boleh nambah es sepuasnya sampai cone kalian rusak. Benar2 sepuasnya! Kalo sudah rusak berarti tidak bisa nambah es lagi? Bisa! Kalau kalian beli cone baru. Hehehe... Tenang, harga cone tambahannya separo harga tiket awal! Lalu silakan nambah es lagi sampai kekenyangan... Wkwkwk...
Kita sudah mulai buka stan penjualan tiket 3 minggu sebelum hari H. Hasilnya?? Minggu pertama, kita sukses jualan kacang. Orang2 hanya berlalu lalang melewati stan kita saja. Cuap2 kita dibalas dengan senyuman. Kita mulai berpikir kalau tidak kenal, susah deh... Hasil penjualan hari sabtu minggu pertama, 5 tiket. Bener2 membuat down!
Minggunya aku diajak jaga stan lagi... Waduhh!! Minggu itu, aku juga diajak temanku jalan2 ke mall.. hehehe... bisa nebak aku milih yang mana? Jujur, walaupun ada malasnya, awalnya aku rencana mau ikut dua2nya (Rakus!). Setelah jalan2 ke mall, nyusul kesana. Sempat terbersit, kalo sudah di mall, susah rasanya... Ternyata benar, aku tidak bisa datang tepat waktu. Dengan kata lain, aku tidak ikut jaga hari itu. Aku membela diri dengan mengatakan kalau sabtu kan aku sudah menjaga, jadi tidak apa2...
Minggu kedua, teman2ku bilang kalau kita harus jemput bola, baru bisa laku. Seperti nodong dong?? Kalau dipikir, memang nodong... tapi kan kita nodong mereka buat beramal sekaligus bersenang-senang, lagian kita juga tidak memaksa, begitu kata temanku. Saat melakukan strategi ini, protes2 mulai bermunculan. Mahal! Malas antrine! Seharusnya tidak mahal lho! Soalnya ini kan sepuasnya... Lagian ini kan untuk cari dana juga, jadi kita juga butuh untung, supaya kas kita bertambah. Tapi, tenang, semua dana ini nanti akan disumbangkan kok! Trust us! Soal malas antri, kita tidak dapat komentar apa2... O ya, sambil antri, kalian bisa toleh kanan, toleh kiri, memilih hendak ikut games yang mana... Disana nanti selain ice cream party, juga ada mini games dengan hadiah2 kerennya. Sip kan? (Cerita sekalian promosi yow, Ce? Hehehe..)
Teman2ku yang lain kok kelihatannya enjoy ya mendatangi setiap orang yang lalu lalang sambil menawarkan tiket. Aku pribadi, merasa bagaimana gitu saat melakukan itu... Aku tidak terbiasa, canggung, juga pesimis. Lalu, apa yang membuatmu hepi? Suatu kejadian di akhir acara...
Awalnya kita hanya berencana untuk berjualan tiket sampai awal misa keempat minggu malam itu, ternyata ada beberapa orang yang menjanjikan akan membeli tiket sepulang misa nanti. Teman2ku memutuskan akan menunggu hingga mereka selesai misa... WHAA... Dalam hati, aku pingin pulang juga, tapi minggu sebelumnya aku sudah tidak ikut menjaga stan, masa kali ini juga meninggalkan mereka jaga sendiri?? Ini kan kegiatan bersama.. Akhirnya aku ikut mereka menjaga stan. Sori, buat temanku yang menjaga parkir, sebab akhirnya kamu jadi pulang sendiri.. Sori ya?
Saat menunggu itu, aku sempat berpikir, akankah kesabaran kita membuahkan hasil? Apakah hasilnya nanti akan sebanding dengan penantian kita? Sebelumnya, walau gigi kita sampai garing karena koar2, menjual 1 tiket saja susah... Akhir misa keempat, tiketnya laku terjual 30 tiket. Keereennn khan???
Ada seorang ai yang hendak menyumbang, jadi dia memberikan kita uang Rp. 300.000,- Ai ini mengatakan simpan saja tiketnya, tidak perlu... Namun kita tetap memberikan 30 tiket itu ke anaknya yang kelihatannya tertarik ( Kenapa mama menolak tiketnya ya??). Si anak menerima 30 tiket itu dengan antusias. Terimakasih, ajak teman-temanmu ya, ucap kami tidak kalah girangnya.
Kejadian ini membuatku seneng banget… Teman2ku bertanya kenapa?? Ya, soalnya selama ini, aku merasa hanya sukses jualan kacang, bukan sukses jualan tiket. Aku bener2 pesimis. Kalau tetap seperti ini, tiketnya ini bakal sisa banyak. Ternyata, di akhir penantian, kita diberi kejutan. Sebanding gak? Sebanding banget!! Lebih malahan!! Karena ada kejadian seperti ini, aku jadi semangat n tidak pesimis lagi… God answered my unspoken prayer. Benar2 memberikan harapan dan mengobarkan semangatku lagi… Thank You.
Kamis, 16 September 2010
Buuuntuu!!
Hari pertama masuk kerja nih! Suasana jalan2 masih sepi! Langit e mendung! Hatsyiii!! Hatsyiii!! Suaraku sexy, begitu kata arek2 kantor! Buuuntuu!! Orang dah susah napas masih digodain…. Adohh, knapa kok ”holiday’s still in the air” yach?? Ngantukzzz… Jadi pingin tidur siang di rumah… Wahahaha… ZROTTTT!! Kubersihkan hidungku dengan tissue, tapi tetap saja----Buuuntuu!!
Ngantor hari ini, prioritasku adalah menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda karena libur panjang. Sebenarnya aku tidak suka ada tanggungan selama libur panjang, tapi waktu itu aku sudah berusaha dan tidak keburu (kalau terlalu tergesa-gesa, ntar malah tidak teliti dan salah…). Laporanku berhasil kuselesaikan, tapi aku jadi lupa melakukan hal2 lain yang kujadwalkan hari ini (minta informasi tentang sesuatu dan menghubungi seseorang). Besok pagi saja deh, tapi jangan ditunda lagi!! Sepp!
O ya, aku belum memberitahu jawaban quiz sebelumnya ya? Kalimat itu ada di injil Matius 6:33. Waktu itu kelupaan, hehe… Tentang tulisanku sebelum ini “Kurang!! Hehehe...”, ada yang bertanya apa motifku sebenarnya sewaktu mengikuti kegiatan2 rohani2 itu? Mau melayani Tuhan? Atau mau nambah teman dan cari pacar??
Yah, kalau aku mengingat-ingat bagaimana awalnya aku bisa ikut kegiatan2 ini, mungkin motif2ku gak murni 100% ke pelayanan... Waktu itu aku masih kuliah, baru patah hati lagi, aku memang mencari kegiatan untuk mengisi waktu luangku. Saat ke gereja dengan keluargaku, mamaku bertemu dengan teman SMAnya yang juga sedang ke gereja bersama anaknya. Saat itulah ajakan untuk ikut kegiatan mudika muncul. Ai teman mamaku itu berjanji bila mudika ada gawe, aku bakal dikabari sama anaknya yang sudah ikut kegiatan mudika cukup lama.
Aku mengangguk-angguk saja, tapi dalam hati, ada terlintas pikiran, mungkin ini hanya basa-basi saja (Soalnya kalau terlalu berharap, terus tidak terjadi sesuai harapan, kan kecewa... tapi, sebenarnya memang sejak SD aku ada keinginan ikut kegiatan seperti itu, cuman gak ada barengan nya... Seandainya benar ajakan ini ada tindak lanjutnya, aku pasti ikut). Beberapa minggu sesudahnya, tidak ada kabar apa2.
Saat aku sudah melupakan ajakan itu, aku menerima undangan biru itu. Aku diundang ikut pesta ulang tahun mudika wilayah x dan x. WAHH!!! Beneran nih, aku dapet undangan... berarti aku harus menepati janjiku tuk datang, tapi tetap saja, aku tidak ada barengannya?? Aku mau pergi ma siapa? Udah gede! Ni lho pesta, apa yang musti ditakutin?? Lagian dah janji datang kan??? OK, OK.
Sampai disana, aku bingung, clinguk sana, clinguk sini... (Gmana2, ni kan bukan acara kawinan yang ada penerima tamu n pager ayu yang ngantar kita ke tempat duduk-----arek2 mudika masih sibuk persiapan sendiri2 saat aku sampai di sana, tidak ada yang menghiraukan orang yang datang.) Aku langsung duduk ta? (Siapa penyusup ini ya?) Anake temen e mamaku juga ga keliatan... Klo dipikir-pikir lagi sekarang, nekat juga aku datang sendirian!
Aku menghampiri kursi di deret paling belakang----lebih baik langsung duduk, daripada berdiri2 ga jelas-----sambil sekali lagi clingukan. Woaaa.... cewek itu aku kenal, dia teman nya temenku (berarti temenku juga sih, cuman baru dikenalin, tapi arek e friendly kok...). Aku langsung melesat ke sana. Dia kaget kok aku bisa ada di sini, aku juga bingung (Senenge!! Akhirnya ada yang kukenal...). Ternyata daerah rumah kita cuma beda sewilayah.
Untung ada dia, setelah tu kita ngobrol2 sebentar, lalu dia kembali meninggalkan aku sendiri karena acaranya sudah mau dimulai. Dia jadi MC nya ternyata. Dramanya bagus. Psstt...psttt! Ada yang keren di sini. Kesan pertama: family man---tipe ramah dan cinta keluarga. Klo ada yang keren gni, jadi lebih semangat ikut terlibat di kegiatan mudika ini deh! Pingin kenal lebih jauh! (Nah, nah lo! Berarti motif utamamu ikut kegiatan ini karena penasaran ma cowok itu saja dong?? Jujur saja!)
Buuuntuu!! Hidungku sudah buntu! Jangan dibuat pusing! Tidak bermaksud buat membuatmu bingung kok! OK, gni saja: menurutmu hal itu benar atau tidak? Aku diam----Ini namanya tidak bermaksud membuatku bingung, cuma membuat pikiranku ikutan buuuntuu!! (Tapi, sekarang aku jadi gak ngantuk.. hehe..)
Lanjut lain kali aja yow! Back to work!
Ngantor hari ini, prioritasku adalah menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda karena libur panjang. Sebenarnya aku tidak suka ada tanggungan selama libur panjang, tapi waktu itu aku sudah berusaha dan tidak keburu (kalau terlalu tergesa-gesa, ntar malah tidak teliti dan salah…). Laporanku berhasil kuselesaikan, tapi aku jadi lupa melakukan hal2 lain yang kujadwalkan hari ini (minta informasi tentang sesuatu dan menghubungi seseorang). Besok pagi saja deh, tapi jangan ditunda lagi!! Sepp!
O ya, aku belum memberitahu jawaban quiz sebelumnya ya? Kalimat itu ada di injil Matius 6:33. Waktu itu kelupaan, hehe… Tentang tulisanku sebelum ini “Kurang!! Hehehe...”, ada yang bertanya apa motifku sebenarnya sewaktu mengikuti kegiatan2 rohani2 itu? Mau melayani Tuhan? Atau mau nambah teman dan cari pacar??
Yah, kalau aku mengingat-ingat bagaimana awalnya aku bisa ikut kegiatan2 ini, mungkin motif2ku gak murni 100% ke pelayanan... Waktu itu aku masih kuliah, baru patah hati lagi, aku memang mencari kegiatan untuk mengisi waktu luangku. Saat ke gereja dengan keluargaku, mamaku bertemu dengan teman SMAnya yang juga sedang ke gereja bersama anaknya. Saat itulah ajakan untuk ikut kegiatan mudika muncul. Ai teman mamaku itu berjanji bila mudika ada gawe, aku bakal dikabari sama anaknya yang sudah ikut kegiatan mudika cukup lama.
Aku mengangguk-angguk saja, tapi dalam hati, ada terlintas pikiran, mungkin ini hanya basa-basi saja (Soalnya kalau terlalu berharap, terus tidak terjadi sesuai harapan, kan kecewa... tapi, sebenarnya memang sejak SD aku ada keinginan ikut kegiatan seperti itu, cuman gak ada barengan nya... Seandainya benar ajakan ini ada tindak lanjutnya, aku pasti ikut). Beberapa minggu sesudahnya, tidak ada kabar apa2.
Saat aku sudah melupakan ajakan itu, aku menerima undangan biru itu. Aku diundang ikut pesta ulang tahun mudika wilayah x dan x. WAHH!!! Beneran nih, aku dapet undangan... berarti aku harus menepati janjiku tuk datang, tapi tetap saja, aku tidak ada barengannya?? Aku mau pergi ma siapa? Udah gede! Ni lho pesta, apa yang musti ditakutin?? Lagian dah janji datang kan??? OK, OK.
Sampai disana, aku bingung, clinguk sana, clinguk sini... (Gmana2, ni kan bukan acara kawinan yang ada penerima tamu n pager ayu yang ngantar kita ke tempat duduk-----arek2 mudika masih sibuk persiapan sendiri2 saat aku sampai di sana, tidak ada yang menghiraukan orang yang datang.) Aku langsung duduk ta? (Siapa penyusup ini ya?) Anake temen e mamaku juga ga keliatan... Klo dipikir-pikir lagi sekarang, nekat juga aku datang sendirian!
Aku menghampiri kursi di deret paling belakang----lebih baik langsung duduk, daripada berdiri2 ga jelas-----sambil sekali lagi clingukan. Woaaa.... cewek itu aku kenal, dia teman nya temenku (berarti temenku juga sih, cuman baru dikenalin, tapi arek e friendly kok...). Aku langsung melesat ke sana. Dia kaget kok aku bisa ada di sini, aku juga bingung (Senenge!! Akhirnya ada yang kukenal...). Ternyata daerah rumah kita cuma beda sewilayah.
Untung ada dia, setelah tu kita ngobrol2 sebentar, lalu dia kembali meninggalkan aku sendiri karena acaranya sudah mau dimulai. Dia jadi MC nya ternyata. Dramanya bagus. Psstt...psttt! Ada yang keren di sini. Kesan pertama: family man---tipe ramah dan cinta keluarga. Klo ada yang keren gni, jadi lebih semangat ikut terlibat di kegiatan mudika ini deh! Pingin kenal lebih jauh! (Nah, nah lo! Berarti motif utamamu ikut kegiatan ini karena penasaran ma cowok itu saja dong?? Jujur saja!)
Buuuntuu!! Hidungku sudah buntu! Jangan dibuat pusing! Tidak bermaksud buat membuatmu bingung kok! OK, gni saja: menurutmu hal itu benar atau tidak? Aku diam----Ini namanya tidak bermaksud membuatku bingung, cuma membuat pikiranku ikutan buuuntuu!! (Tapi, sekarang aku jadi gak ngantuk.. hehe..)
Lanjut lain kali aja yow! Back to work!
Selasa, 14 September 2010
Kurang!! Hehehe..
Hallo! Libur yang kukira panjang ini cepat berlalu ya? Tak terasa, tinggal sehari lagi… (Kurang!! Hehehe..) Banyak hal yang hendak kukerjakan, tapi belum terselesaikan-------sstt! Jangan protes dulu!----------yang sudah kuselesaikan juga banyak.
Di awal liburan ada dua hal yang membuatku BT. Pertama, rencana utamaku dalam liburan ini adalah membuat kruistik dengan gambar Bunda Maria dan tentu saja, menyelesaikannya selama seminggu libur ini. Aku sudah membeli polanya seminggu sebelum liburan mulai (Seneng aku sama gambar Bunda Maria itu, hidup n menenangkan!). Kain strimin dan benangnya, aku minta tolong mamaku dan adikku belikan sebab aku tidak ada waktu untuk membelinya sendiri. Tahu sendiri kan, seminggu sebelum libur adalah masa2 repot divisi acc & keu, masa tutupan laporan bulanan.
Bisa menebak apa yang terjadi? Mamaku kalah cepat sama toko benang itu, tokonya sudah keburu tutup sebelum mamaku sempat membeli benang dan kain striminnya (Toko lain ada sih, tetapi lebih mahal Rp. 1000/benang. Aku butuh 2 benang untuk setiap warna. Ada 30 warna di polaku. Kalo di total, lumayan kan selisihnya??) Nah, punya pola, gak ada kain n benang?? (Gak bisa komentar apa2 kan?) Sebel gak? Ya, sudahlah...
Ada lagi, HP baruku tidak bisa dnyalain 2 hari menjelang libur. Segala cara, dmatikan n dinyalakan lagi, atau baterai dilepas terus dinyalakan lagi, tidak berhasil. Sudah dibawa ke tokonya, tetapi baru bisa selesai sesudah liburan, yah sama saja. Huhh... Akhirnya aku memutuskan ntar aja sesudah liburan, baru hp baruku itu dibenarkan, daripada HP itu ditinggal di counternya selama libur panjang.
Akhirnya, aku terpaksa kembali memakai HP lamaku yg ”UNIK”. Kenapa ”UNIK”??? Pertama, karena kurang canggih, HPku ini bila menerima sms panjang, selalu terbagi jadi beberapa bagian. Uniknya, tidak semua bagian sms itu masuk ke inbox ku. Lho? Misalnya sms panjang itu terbagi menjadi 4 bagian. Yang masuk di inboxku cuman bagian 1 dan 4. Bagaimana?? Pusing n BT deh!! ( Hehehe... Jangan ketawa-ketiwi di atas ke-stress-an orang lain!)
Kedua, bila sedang tidak beres, hpku berulah yang lain lagi... Sms yang masuk di inboxku bisa kehilangan detil2nya, semuanya berubah jadi 00. Nomor pengirim 00. Tanggal dan waktu terima juga 00. Pernah kucoba mereply sms yang ga ada nomornya itu, tetap saja nomor pengirimnya tidak muncul, yang muncul 00 (Glondanggg.....).
Ya, beruntunglah, selanjutnya liburanku diisi dengan berbagai ajakan jjs ma teman2ku dan keluargaku. INTERUPSI BENTAR!!!-----Apa ae sih?? Ngagetin aja!-----Masih ingat tulisanku ”rencanaku vS RENCANANYA”? Saat itu tidak banyak orang yang mengajakku pergi, hidupku datar2 saja. Pulang kerja, di rumah, mencari kesibukan sendiri, sekarang dengan mengikuti kegiatan2 rohani itu dengan hati, aku bisa bertemu dan juga berteman dengan lebih banyak orang, hidupku jadi lebih bewarna. Mungkin ini yang dimaksud dengan ”Carilah dahulu kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Quiz: kalimat ini di injil apa? Pasal n ayat berapa hayo?). GHAYAA!!!--------Hehehe... bukan sombong, tapi bersyukur. TQ, God!
Akhir critaku, liburan ini tidak membosankan kok... Hal2 mbencekno2x yang terjadi di awal liburan tidak berpengaruh berkepanjangan. Sebenarnya tanpa hpku yg baru, aku jadi ga bebas bernarcis ria, waktu pergi jjs ma temen2. Don’t cry over the spilt milk, it just makes it salty for the cat! OK, ok, memang tidak ada gunanya kalo terlalu terpaku pada hal yang tidak menyenangkan, aku menikmati liburan panjang ku kali ini kok!!
Di awal liburan ada dua hal yang membuatku BT. Pertama, rencana utamaku dalam liburan ini adalah membuat kruistik dengan gambar Bunda Maria dan tentu saja, menyelesaikannya selama seminggu libur ini. Aku sudah membeli polanya seminggu sebelum liburan mulai (Seneng aku sama gambar Bunda Maria itu, hidup n menenangkan!). Kain strimin dan benangnya, aku minta tolong mamaku dan adikku belikan sebab aku tidak ada waktu untuk membelinya sendiri. Tahu sendiri kan, seminggu sebelum libur adalah masa2 repot divisi acc & keu, masa tutupan laporan bulanan.
Bisa menebak apa yang terjadi? Mamaku kalah cepat sama toko benang itu, tokonya sudah keburu tutup sebelum mamaku sempat membeli benang dan kain striminnya (Toko lain ada sih, tetapi lebih mahal Rp. 1000/benang. Aku butuh 2 benang untuk setiap warna. Ada 30 warna di polaku. Kalo di total, lumayan kan selisihnya??) Nah, punya pola, gak ada kain n benang?? (Gak bisa komentar apa2 kan?) Sebel gak? Ya, sudahlah...
Ada lagi, HP baruku tidak bisa dnyalain 2 hari menjelang libur. Segala cara, dmatikan n dinyalakan lagi, atau baterai dilepas terus dinyalakan lagi, tidak berhasil. Sudah dibawa ke tokonya, tetapi baru bisa selesai sesudah liburan, yah sama saja. Huhh... Akhirnya aku memutuskan ntar aja sesudah liburan, baru hp baruku itu dibenarkan, daripada HP itu ditinggal di counternya selama libur panjang.
Akhirnya, aku terpaksa kembali memakai HP lamaku yg ”UNIK”. Kenapa ”UNIK”??? Pertama, karena kurang canggih, HPku ini bila menerima sms panjang, selalu terbagi jadi beberapa bagian. Uniknya, tidak semua bagian sms itu masuk ke inbox ku. Lho? Misalnya sms panjang itu terbagi menjadi 4 bagian. Yang masuk di inboxku cuman bagian 1 dan 4. Bagaimana?? Pusing n BT deh!! ( Hehehe... Jangan ketawa-ketiwi di atas ke-stress-an orang lain!)
Kedua, bila sedang tidak beres, hpku berulah yang lain lagi... Sms yang masuk di inboxku bisa kehilangan detil2nya, semuanya berubah jadi 00. Nomor pengirim 00. Tanggal dan waktu terima juga 00. Pernah kucoba mereply sms yang ga ada nomornya itu, tetap saja nomor pengirimnya tidak muncul, yang muncul 00 (Glondanggg.....).
Ya, beruntunglah, selanjutnya liburanku diisi dengan berbagai ajakan jjs ma teman2ku dan keluargaku. INTERUPSI BENTAR!!!-----Apa ae sih?? Ngagetin aja!-----Masih ingat tulisanku ”rencanaku vS RENCANANYA”? Saat itu tidak banyak orang yang mengajakku pergi, hidupku datar2 saja. Pulang kerja, di rumah, mencari kesibukan sendiri, sekarang dengan mengikuti kegiatan2 rohani itu dengan hati, aku bisa bertemu dan juga berteman dengan lebih banyak orang, hidupku jadi lebih bewarna. Mungkin ini yang dimaksud dengan ”Carilah dahulu kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Quiz: kalimat ini di injil apa? Pasal n ayat berapa hayo?). GHAYAA!!!--------Hehehe... bukan sombong, tapi bersyukur. TQ, God!
Akhir critaku, liburan ini tidak membosankan kok... Hal2 mbencekno2x yang terjadi di awal liburan tidak berpengaruh berkepanjangan. Sebenarnya tanpa hpku yg baru, aku jadi ga bebas bernarcis ria, waktu pergi jjs ma temen2. Don’t cry over the spilt milk, it just makes it salty for the cat! OK, ok, memang tidak ada gunanya kalo terlalu terpaku pada hal yang tidak menyenangkan, aku menikmati liburan panjang ku kali ini kok!!
Sabtu, 04 September 2010
L U C U
Eh, aku akhir2 banyak menemui situasi-situasi lucu lho! Kuceritain ya?
Bosku antik, begitu komentar temanku sepulang dari suatu wawancara kerja. Aku bertanya, kok bisa??? Temanku itu lalu bercerita. Setelah mewawancarai temanku ini dan merasa cocok dengan nya, sang bos menelpon seorang bos kecil (direktur dari salah satu anak perusahaannya).
“Pak, dalam beberapa hari ini akan ada seseorang yang akan saya tempatkan di perusahaan Anda. Namanya Yovita.”
Sang bos besar terdiam sesaat, mendengarkan, lalu berkata lagi, ”Kira2 dua hari lagi dia akan ke sana.”
Lalu tiba-tiba dia berkata dengan nada tinggi, ”Bagaimana bisa sudah tahu? Orangnya masih duduk di depan meja kerja saya.”
Temanku sampai kaget mendengar nya ( Dalam hati, dia membatin, wow, klo marah, serem!! ).
”Namanya Yovita.” Sang bos besar mengulang ucapannya.
Senyap sejenak.
“Sudah, jangan main2, dia akan ke sana dalam dua hari.” Sang bos besar mengakhiri pembicaraannya dengan si bos kecil.
Bisa menebak kenapa sang bos besar bertingkah seperti itu? Tiba2 marah? Temanku bertanya. Aku menggeleng. (Sebenernya malas mikir lagi, di tulisan sebelumnya dah mikir2...)
Di hari pertama kerjanya, pertanyaan temanku ini terjawab. Di perusahaan tersebut ternyata ada pegawai baru yang lain yang juga bernama Yovita. Mungkin si bos kecil saat itu juga sedang mewawancarai Yovita yang ini, jadi tetap ngotot kalau dia sudah bertemu Yovita. Hahahaha.... (Kalau mbayangin jadi si bos kecil, wajar kalo dia bingung....)
Situasi lucu yang kedua terjadi saat temanku, Ymama menerima pembantu baru di rumahnya. Pembantu barunya itu orang Kalimantan, jadi tidak mengerti bahasa Jawa sama sekali. Pembantu barunya ini disambut oleh pembantunya yang sudah lama bekerja di rumah Ymama, si Mbok yang orang Jawa tulen.
”Mlebu, mlebu.” Si Mbok memanggil pembantu baru ini sambil mengibas-ngibaskan telapak tangannya.
Si pembantu baru ini tidak masuk tetapi justru keluar, menghampiri temanku yang saat itu masih di kebun depan rumah sambil berkata, ”Saya disuruh keluar oleh Ibu itu.”
Temanku bingung. Tidak mungkin, Mbok menyuruh si pembantu baru keluar.
”Duduk, duduk!” Si Mbok menyusul keluar, memanggil pembantu baru itu lagi. ”Mlebu!”
Ymama sekarang ngerti kenapa si pembantu baru malah keluar ketika melihat dan mendengar si Mbok. Kibasan telapak tangan si Mbok itu tidak jelas arahnya, seperti mengibas ke dalam dan keluar. Pantas, si pembantu baru bingung. Ymama tersenyum dalam hati lalu menjelaskan kalau mlebu itu artinya masuk.
Si pembantu baru masuk, tapi dia tidak mengikuti si Mbok ke dapur, dia malah duduk di ruang tamu. Temanku sekarang sudah tidak tersenyum dalam hati lagi, tapi tertawa cekikikan. Hihihihi..... (Dalam bahasa Jawa, duduk artinya bukan.)
Situasi lucu lainnya terjadi saat aku sedang hang out bareng teman2ku. Salah satu dari mereka bercerita bahwa salah seorang temannya bekerja di Probolinggo. Bisa menebak kota itu terdengar apa di telingaku?
Aku bertanya, ”Apa? Kerja di Pabrek Timbo?”
Mereka sontak tertawa, gak jadi ngelanjutin ceritanya. Hehehehe.... (Emang waktu itu aku dengarnya Pabrik Timba...)
Besoknya aku menceritakan cerita ini ke temanku. Temanku lagi lemas, magh nya kumat... Aku menceritakan ini supaya dia bisa ceria lagi... Temanku juga langsung ketawa mendengarnya, tapi akhirnya aku diusir. Huhuhuhu.....
”Klo ketawa, perutku tambah sakit, Ce."
Masih ada lagi, cerita jadul sich, tapi mbanyol! Aku pernah punya seorang guru native speaker yang baru sekali ini ke Indo. Ceritanya begini, semua anak kelas XII dan para guru saat itu bersama-sama mengadakan baksos. Kita yang mengantarkan bantuannya langsung kepada para korban banjir. Semua sibuk menurunkan bantuan sembako yang kita bawa. Sang guru native ini juga ikut sibuk membagikan.
Suatu saat, aku sekilas melihatnya sedang bersalaman dengan seorang penduduk lokal. Si korban, seorang nenek tampak sangat berterima kasih pada Sir K. Sir K hanya tersenyum, samar2 aku mendengar Sir K mengucapkan ”kembali” dengan logat asliya. ( kata yang baru saja dipelajarinya sebelum ikut baksos. )
Aku juga kembali sibuk dengan kegiatanku menandai daftar orang yang telah menerima bingkisan. Lho, kok Sir K masih bercakap-cakap dengan nenek yang sama tadi ya?? Sir K mengerti tha??? Dia tersenyum simpul, juga tersenyum lebar.
Akhir acara, ternyata yang memperhatikan hal itu bukan aku saja, teman2ku juga penasaran, apakah Sir K ngerti? Tapi kok mereka lama bercakap-cakap..... Salah satu temanku akhirnya menanyakan hal itu ke Sir K.
Sir K menggeleng sambil tersenyum penuh arti. Dia tidak mengerti. Naluri! Dia merespons hanya berdasar naluri, jelas Sir K. Kalau sang nenek tersenyum, Sir K ikut tersenyum, klo tertawa lebar, Sir K juga ikut tertawa. ( Konyol yach? Tapi, memang benar begitu... )
”She looked so happy and grateful!” Jadi Sir K tidak tega memotong singkat pembicaraan nenek tua itu, selain itu, dia juga tidak tahu bagaimana mengatakan bahwa dia masih harus membagikan sembako ke korban lain dalam bahasa Indo. Hohohohoho...
Bosku antik, begitu komentar temanku sepulang dari suatu wawancara kerja. Aku bertanya, kok bisa??? Temanku itu lalu bercerita. Setelah mewawancarai temanku ini dan merasa cocok dengan nya, sang bos menelpon seorang bos kecil (direktur dari salah satu anak perusahaannya).
“Pak, dalam beberapa hari ini akan ada seseorang yang akan saya tempatkan di perusahaan Anda. Namanya Yovita.”
Sang bos besar terdiam sesaat, mendengarkan, lalu berkata lagi, ”Kira2 dua hari lagi dia akan ke sana.”
Lalu tiba-tiba dia berkata dengan nada tinggi, ”Bagaimana bisa sudah tahu? Orangnya masih duduk di depan meja kerja saya.”
Temanku sampai kaget mendengar nya ( Dalam hati, dia membatin, wow, klo marah, serem!! ).
”Namanya Yovita.” Sang bos besar mengulang ucapannya.
Senyap sejenak.
“Sudah, jangan main2, dia akan ke sana dalam dua hari.” Sang bos besar mengakhiri pembicaraannya dengan si bos kecil.
Bisa menebak kenapa sang bos besar bertingkah seperti itu? Tiba2 marah? Temanku bertanya. Aku menggeleng. (Sebenernya malas mikir lagi, di tulisan sebelumnya dah mikir2...)
Di hari pertama kerjanya, pertanyaan temanku ini terjawab. Di perusahaan tersebut ternyata ada pegawai baru yang lain yang juga bernama Yovita. Mungkin si bos kecil saat itu juga sedang mewawancarai Yovita yang ini, jadi tetap ngotot kalau dia sudah bertemu Yovita. Hahahaha.... (Kalau mbayangin jadi si bos kecil, wajar kalo dia bingung....)
Situasi lucu yang kedua terjadi saat temanku, Ymama menerima pembantu baru di rumahnya. Pembantu barunya itu orang Kalimantan, jadi tidak mengerti bahasa Jawa sama sekali. Pembantu barunya ini disambut oleh pembantunya yang sudah lama bekerja di rumah Ymama, si Mbok yang orang Jawa tulen.
”Mlebu, mlebu.” Si Mbok memanggil pembantu baru ini sambil mengibas-ngibaskan telapak tangannya.
Si pembantu baru ini tidak masuk tetapi justru keluar, menghampiri temanku yang saat itu masih di kebun depan rumah sambil berkata, ”Saya disuruh keluar oleh Ibu itu.”
Temanku bingung. Tidak mungkin, Mbok menyuruh si pembantu baru keluar.
”Duduk, duduk!” Si Mbok menyusul keluar, memanggil pembantu baru itu lagi. ”Mlebu!”
Ymama sekarang ngerti kenapa si pembantu baru malah keluar ketika melihat dan mendengar si Mbok. Kibasan telapak tangan si Mbok itu tidak jelas arahnya, seperti mengibas ke dalam dan keluar. Pantas, si pembantu baru bingung. Ymama tersenyum dalam hati lalu menjelaskan kalau mlebu itu artinya masuk.
Si pembantu baru masuk, tapi dia tidak mengikuti si Mbok ke dapur, dia malah duduk di ruang tamu. Temanku sekarang sudah tidak tersenyum dalam hati lagi, tapi tertawa cekikikan. Hihihihi..... (Dalam bahasa Jawa, duduk artinya bukan.)
Situasi lucu lainnya terjadi saat aku sedang hang out bareng teman2ku. Salah satu dari mereka bercerita bahwa salah seorang temannya bekerja di Probolinggo. Bisa menebak kota itu terdengar apa di telingaku?
Aku bertanya, ”Apa? Kerja di Pabrek Timbo?”
Mereka sontak tertawa, gak jadi ngelanjutin ceritanya. Hehehehe.... (Emang waktu itu aku dengarnya Pabrik Timba...)
Besoknya aku menceritakan cerita ini ke temanku. Temanku lagi lemas, magh nya kumat... Aku menceritakan ini supaya dia bisa ceria lagi... Temanku juga langsung ketawa mendengarnya, tapi akhirnya aku diusir. Huhuhuhu.....
”Klo ketawa, perutku tambah sakit, Ce."
Masih ada lagi, cerita jadul sich, tapi mbanyol! Aku pernah punya seorang guru native speaker yang baru sekali ini ke Indo. Ceritanya begini, semua anak kelas XII dan para guru saat itu bersama-sama mengadakan baksos. Kita yang mengantarkan bantuannya langsung kepada para korban banjir. Semua sibuk menurunkan bantuan sembako yang kita bawa. Sang guru native ini juga ikut sibuk membagikan.
Suatu saat, aku sekilas melihatnya sedang bersalaman dengan seorang penduduk lokal. Si korban, seorang nenek tampak sangat berterima kasih pada Sir K. Sir K hanya tersenyum, samar2 aku mendengar Sir K mengucapkan ”kembali” dengan logat asliya. ( kata yang baru saja dipelajarinya sebelum ikut baksos. )
Aku juga kembali sibuk dengan kegiatanku menandai daftar orang yang telah menerima bingkisan. Lho, kok Sir K masih bercakap-cakap dengan nenek yang sama tadi ya?? Sir K mengerti tha??? Dia tersenyum simpul, juga tersenyum lebar.
Akhir acara, ternyata yang memperhatikan hal itu bukan aku saja, teman2ku juga penasaran, apakah Sir K ngerti? Tapi kok mereka lama bercakap-cakap..... Salah satu temanku akhirnya menanyakan hal itu ke Sir K.
Sir K menggeleng sambil tersenyum penuh arti. Dia tidak mengerti. Naluri! Dia merespons hanya berdasar naluri, jelas Sir K. Kalau sang nenek tersenyum, Sir K ikut tersenyum, klo tertawa lebar, Sir K juga ikut tertawa. ( Konyol yach? Tapi, memang benar begitu... )
”She looked so happy and grateful!” Jadi Sir K tidak tega memotong singkat pembicaraan nenek tua itu, selain itu, dia juga tidak tahu bagaimana mengatakan bahwa dia masih harus membagikan sembako ke korban lain dalam bahasa Indo. Hohohohoho...
Kamis, 02 September 2010
KOMENTAR yg bikin pussiiingggg!!
Hallo! Dah lama nih belon nulis lagi… Ada dua orang temanku yang agak2 protes tentang tulisanku yang terakhir ini, Takut. Protes dari teman2ku ini membuat berpikir sejenak sebelum mulai menulis lagi. Yang pertama, si JB, dia bilang, “Lo, kok kamu nulis hal2 yang “pribadi” tentang aku sih?” Aku jawab kalo aku cuman cerita hal2 yang umum-umum saja. JB manggut-manggut. Untunglah, dia gak protes lebih jauh lagi. Di sini aku belajar satu hal, dalam menulis kisah orang lain, harus lebih berhati-hati.
Temanku yang lain memprotes tentang quote Suster Theresa yang kucantumkan di akhir ceritaku: “God does not require you to succeed, He only requires that you try.” Dia protes begini, “Setiap orang yang mau memulai sesuatu tentu berharap sukses. Justru karena ada kemungkinan berhasil, baru mereka mau mencobanya. Setiap pengusaha yang merintis usaha pasti menginginkan bisnis yang dicobanya sukses. Cowo kalo sampe berani nembak cewek, tentu dia ngitung kemungkinan diterimanya lebih dari 50%, baru berani coba. Sukses itu bukan permintaan Tuhan, tetapi permintaan kita.”
Aku berpikir sejenak, memang benar, sukses itu bukan permintaan Tuhan, tapi keinginan kita. Mana ada orang yang mau gagal dalam usaha yang dicobanya? Jadi quote Bunda Theresa ini terdengar terbalik ya? Temanku tersenyum puas, melihat aku mikir2.
Karena bingung, aku baca ulang lagi tulisanku Takut. Knapa aku sampai bisa pilih quote itu yach? O, aku mau kasih keberanian buat si JB, makanya aku pilih itu. Quote tu terasa pas banget buat si JB. Tring!! Akhirnya aku dapet pencerahan buat ngejawab komentar temanku yang suka membalik2 itu….
Quote Bunda Theresa tu pas buat orang yang takut untuk memulai sesuatu sebab dia bener2 merasa tak berdaya. Orang dapat merasa tak berdaya sebab dia sama sekali tidak dapat memprediksi hasilnya, padahal hasilnya itu penting banget buat dia. Tapi buat orang yang “tidak takut”, buat orang yang PDnya tinggi, quote ni mungkin terdengar terbalik. Tuhan tidak meminta kita untuk sukses, tapi justru dia (org yang “tidak takut”) maunya sukses, harus sukses malahan.
Orang dapat menjadi “tidak takut” sebab dia merasa telah memperkirakan segala sesuatunya dan mempersiapkan solusi untuk segala kemungkinan terburuk. Karena semua persiapan dan kerja keras yang telah dilakukannya, dia berharap, berkeinginan dan menjadi PD akan berhasil. Situasi seperti inilah yang menyebabkan temanku itu bertanya, gak terbalik tha?
Jadi, untuk orang “penakut”, quote ini dapat memberikan semangat dan keberanian. Tuhan tidak meminta banyak, Dia hanya memintamu tuk mencoba (dan selanjutnya Tuhan pasti akan menuntun… ). Sedangkan , untuk orang yang “tidak takut”, quote ni apakah juga berlaku?
Ya, berlaku juga, karena tidak jarang, dalam proses menuai hasil kerja kerasnya, orang yang “tidak takut” terlalu memikirkan banyak hal yang belum tentu terjadi, mencemaskan segala hal di luar kekuatannya yang mungkin dapat terjadi, juga terlalu terburu-buru ingin mengetahui hasilnya. Hidup seperti ini tentu membuat stres. Karena itu, quote ini dapat menjadi pengingat bahwa selama kita sudah memberikan yang terbaik, selanjutnya kita hanya dapat mempercayakan segalanya pada Tuhan. Ingat quote tentang penghapus yang pernah kutulis sebelumnya?
Plok! Plok! Plok! Temanku yang suka membalik-balik itu tepuk tangan… (Wey, klo bukan karena komentarmu yang memusingkan itu, aku tidak perlu mumet.) Kalau dipikir dengan lebih jeli, intinya sama saja lo! Bagi orang “penakut” atau yang “tidak takut”, intinya mulai sajalah dan selanjutnya dalam rencana Tuhan.
I was regretting the past and fearing the future, suddenly my Lord was speaking, ”My name is I am.” He paused. I waited. He continued, ”When you live in the past with its mistakes and regrets, it is hard. I am not there. My name is not I was. When you live in the future with its problems and fears, it is hard. I am not there. My name is not I will be. When you live in this moment, it is not hard. I am here. My name is I am.”
----- Helen Mallicoat -----
NB: JB berubah, dia tidak bicara dengan jelas, tapi perasaanku mengatakan dia telah mulai melakukan sesuatu yang ditakutinya itu. Cia yo!
Wish yang membuatku lebih sering berdoa tidak terjadi sesuai dengan yang kuharapkan, tapi I am OK. Tuhan memberitahuku perlahan-lahan, jadi aku tidak shocked. Pertanyaanku sekarang apakah ini berarti NO? Atau WAIT? Kalau aku sudah mendapat jawabannya, aku pasti tulis lagi disini.
Temanku yang lain memprotes tentang quote Suster Theresa yang kucantumkan di akhir ceritaku: “God does not require you to succeed, He only requires that you try.” Dia protes begini, “Setiap orang yang mau memulai sesuatu tentu berharap sukses. Justru karena ada kemungkinan berhasil, baru mereka mau mencobanya. Setiap pengusaha yang merintis usaha pasti menginginkan bisnis yang dicobanya sukses. Cowo kalo sampe berani nembak cewek, tentu dia ngitung kemungkinan diterimanya lebih dari 50%, baru berani coba. Sukses itu bukan permintaan Tuhan, tetapi permintaan kita.”
Aku berpikir sejenak, memang benar, sukses itu bukan permintaan Tuhan, tapi keinginan kita. Mana ada orang yang mau gagal dalam usaha yang dicobanya? Jadi quote Bunda Theresa ini terdengar terbalik ya? Temanku tersenyum puas, melihat aku mikir2.
Karena bingung, aku baca ulang lagi tulisanku Takut. Knapa aku sampai bisa pilih quote itu yach? O, aku mau kasih keberanian buat si JB, makanya aku pilih itu. Quote tu terasa pas banget buat si JB. Tring!! Akhirnya aku dapet pencerahan buat ngejawab komentar temanku yang suka membalik2 itu….
Quote Bunda Theresa tu pas buat orang yang takut untuk memulai sesuatu sebab dia bener2 merasa tak berdaya. Orang dapat merasa tak berdaya sebab dia sama sekali tidak dapat memprediksi hasilnya, padahal hasilnya itu penting banget buat dia. Tapi buat orang yang “tidak takut”, buat orang yang PDnya tinggi, quote ni mungkin terdengar terbalik. Tuhan tidak meminta kita untuk sukses, tapi justru dia (org yang “tidak takut”) maunya sukses, harus sukses malahan.
Orang dapat menjadi “tidak takut” sebab dia merasa telah memperkirakan segala sesuatunya dan mempersiapkan solusi untuk segala kemungkinan terburuk. Karena semua persiapan dan kerja keras yang telah dilakukannya, dia berharap, berkeinginan dan menjadi PD akan berhasil. Situasi seperti inilah yang menyebabkan temanku itu bertanya, gak terbalik tha?
Jadi, untuk orang “penakut”, quote ini dapat memberikan semangat dan keberanian. Tuhan tidak meminta banyak, Dia hanya memintamu tuk mencoba (dan selanjutnya Tuhan pasti akan menuntun… ). Sedangkan , untuk orang yang “tidak takut”, quote ni apakah juga berlaku?
Ya, berlaku juga, karena tidak jarang, dalam proses menuai hasil kerja kerasnya, orang yang “tidak takut” terlalu memikirkan banyak hal yang belum tentu terjadi, mencemaskan segala hal di luar kekuatannya yang mungkin dapat terjadi, juga terlalu terburu-buru ingin mengetahui hasilnya. Hidup seperti ini tentu membuat stres. Karena itu, quote ini dapat menjadi pengingat bahwa selama kita sudah memberikan yang terbaik, selanjutnya kita hanya dapat mempercayakan segalanya pada Tuhan. Ingat quote tentang penghapus yang pernah kutulis sebelumnya?
Plok! Plok! Plok! Temanku yang suka membalik-balik itu tepuk tangan… (Wey, klo bukan karena komentarmu yang memusingkan itu, aku tidak perlu mumet.) Kalau dipikir dengan lebih jeli, intinya sama saja lo! Bagi orang “penakut” atau yang “tidak takut”, intinya mulai sajalah dan selanjutnya dalam rencana Tuhan.
I was regretting the past and fearing the future, suddenly my Lord was speaking, ”My name is I am.” He paused. I waited. He continued, ”When you live in the past with its mistakes and regrets, it is hard. I am not there. My name is not I was. When you live in the future with its problems and fears, it is hard. I am not there. My name is not I will be. When you live in this moment, it is not hard. I am here. My name is I am.”
----- Helen Mallicoat -----
NB: JB berubah, dia tidak bicara dengan jelas, tapi perasaanku mengatakan dia telah mulai melakukan sesuatu yang ditakutinya itu. Cia yo!
Wish yang membuatku lebih sering berdoa tidak terjadi sesuai dengan yang kuharapkan, tapi I am OK. Tuhan memberitahuku perlahan-lahan, jadi aku tidak shocked. Pertanyaanku sekarang apakah ini berarti NO? Atau WAIT? Kalau aku sudah mendapat jawabannya, aku pasti tulis lagi disini.
Minggu, 15 Agustus 2010
Takut
Buat: Temanku, si Jari Beterbangan
Hallo! “Rencanaku VS RENCANANYA” itu tulisanku yang pertama. Waktu temanku yang kuajak pergi saat itu baca ceritaku, dia langsung bangga n bilang, wah karena aku, kamu berubah jadi lebih baik ya? GR deh dia… (tapi ya, dia turut berperan. Wey, moga2 kamu juga berubah jadi lebih baek gara2 aku yow? wakakaka…)
Aku terdorong tuk nulis takut sebab terakhir2 ini, rasanya banyak orang di hidupku (3 orang) yang kena virus ini (Dua orang yang kukenal dekat, ditambah seorang lagi, aku sendiri-----hehehe….tapi, takutku sudah hilang sekarang).
Orang pertama yang terinfeksi, si JB (liat di atas!). JB ni sebenarnya punya sesuatu hal yang harus diselesaikan pada jaman purba, tapi karena perhatiannya teralih ke hal lain, dia meninggalkan hal ni. Awalnya alasannya masuk akal, sebab dia memang sedang fokus pada hal lain, namun setelah hal lainnya itu beres, dia juga tidak segera menyelesaikan masalah purbanya. Aku yang jadi temannya kan gak ngerti, kenapa?
Setelah kupikir2 dan mencoba ada di posisinya... aku sedikit banyak mengerti kenapa dia begitu.. masalah purba itu telah ditinggalkannya cukup lama. Sekarang dia harus membenahinya lagi. Dengan kata lain, kembali dan menyusuri jalan yang sebelumnya pernah dilewati, mencari dan mengikuti petunjuk2 yang ada sendirian. JB takut ditolak. JB takut tersesat. JB takut gagal. Karena ketakutannya tu, dia jadi patung, tidak dapat melakukan apa2. JB takut memulai.
Padahal waktu tidak selalu menjadi temannya, semakin lama ditunda, niat tuk membenahi masalah purba itu akan semakin hilang. Aku pernah kasi tau dia tuk mulai aja deh, hasilnya gmana itu nanti... pokoknya nyoba. Si JB bilang iya, tapi dia tidak cerita tentang perkembangan masalah purbanya itu. Aku kan jadi ragu apakah dia benar2 mulai membenahinya atau tidak?? Aku bertanya lagi di lain waktu, jawabannya cuman Iya. Kuperjelas ya? Jawabannya Iya Titik Selalu begitu setiap ditanya. Kesimpulannya? Emboh!! Aku benci masalahnya tu, soalnya walau tidak langsung ngefek, dalam beberapa kejadian, masalah purba itu buat JB jadi gak PD. Aku jadi ikutan kepikiran.
Akhir2 ini, aku ada make a wish, makanya jadi rajin berdoa… (hehe..) Karena itu, aku juga ndoain si JB ni. Dua hari lalu, aku dan JB dan beberapa teman2 yang lain ikut suatu pertemuan rohani. Suasana di sana agak berbeda dengan pertemuan rohani yang biasa kuikuti. Jujur, disana aku tidak bisa tersentuh dan larut didalamnya, aku lebih banyak memperhatikan orang2 yang ada di sana. Tengok kanan, tengok kiri. Aku sendiri bingung kenapa begitu. Suasananya agak terlalu riang buatku, mungkin.
Waktu pujian, aku tetap toleh kanan n kiri, sebagian orang tiba2 berlutut, temen yang duduk samping kiriku sudah berlutut, tapi JB yang duduk di kananku masih berdiri. Aku yang duduk di tengah2 mereka jadi bingung. Berlutut? Atau berdiri??? Ketika banyak orang mulai berlutut, aku mengajak JB berlutut, JB kontan ngomel, “Ni terserah kita, mau berlutut atau tidak.” Kalau dipikir-pikir sesudahnya, lucu juga, aku plin-plan. Tapi, klo dipikir lagi, aku plin-plan karena aku gak bisa larut didalamnya, jadi aku tidak tau harus bagaimana.
Waktu khotbah, awalnya juga tidak bisa masuk. Aku sampe stres juga, buat apa aku ke sini klo di sini kerjaanku cuman perhatiin tingkah orang-orang? Bantu aku tuk mendapatkan sesuatu! Bgitu aku protes dalam hati. Saat pertengahan khotbah, tiba2 JB menepuk aku. Aku mengerti maksudnya.
Ada yang sharing tentang masalah yang sama persis dengan yang dihadapi JB. Benar2 menohok! Cewe yang sharing tu awalnya juga selalu ketakutan, khawatir n tidak tenang. Dia terlalu terpaku pada hasil akhir dari usahanya. Di tengah keputusasaan dan kelelahannya itu, akhirnya dia malah doa, “Terserah hasilnya akan bagaimana, Tuhan, aku akan terima sebab Tuhan pasti beri yang terbaik.” Dia jadi tidak khawatir lagi. Dia jadi tenang. Akhirnya permasalahannya terselesaikan jauh melebihi yang diharapkannya.
Aku jadi mikir, ni jawaban buat protesku tadi. Aku mendoakan si JB, tapi aku sendiri buntu, gak tau harus bagaimana membantu JB. Di pertemuan rohani ini, JB tersentuh. Semoga pertemuan ini memberi JB keberanian dan kemantapan hati tuk memulai dan menyelesaikan masalah purbanya. Amin.
Selanjutnya, aku berpikir lagi, sebenarnya kepercayaan dan keyakinan cewe sharing tu juga menjawab doaku sendiri. Pasrah dan percaya bahwa Tuhan pasti kasih yang terbaik membuat segalanya jadi lebih ringan. Kita jadi tidak terlalu berfokus pada hasilnya, sehingga kita tidak akan selalu diliputi rasa takut n cemas. Bila memang tidak bisa, berarti itu bukan yang terbaik buat kita. Bila satu pintu ditutup, pasti pintu yang lain dibuka (kata2 bijak yang klise sih, tapi aku kembali diingatkan lagi dalam pertemuan rohani ini..). Moga2 aku juga bisa seperti itu.
Akhir cerita, aku jadi ingat kata2 Bunda Teresa:
“God does not require you to succeed, He only requires that you try.”
Hallo! “Rencanaku VS RENCANANYA” itu tulisanku yang pertama. Waktu temanku yang kuajak pergi saat itu baca ceritaku, dia langsung bangga n bilang, wah karena aku, kamu berubah jadi lebih baik ya? GR deh dia… (tapi ya, dia turut berperan. Wey, moga2 kamu juga berubah jadi lebih baek gara2 aku yow? wakakaka…)
Aku terdorong tuk nulis takut sebab terakhir2 ini, rasanya banyak orang di hidupku (3 orang) yang kena virus ini (Dua orang yang kukenal dekat, ditambah seorang lagi, aku sendiri-----hehehe….tapi, takutku sudah hilang sekarang).
Orang pertama yang terinfeksi, si JB (liat di atas!). JB ni sebenarnya punya sesuatu hal yang harus diselesaikan pada jaman purba, tapi karena perhatiannya teralih ke hal lain, dia meninggalkan hal ni. Awalnya alasannya masuk akal, sebab dia memang sedang fokus pada hal lain, namun setelah hal lainnya itu beres, dia juga tidak segera menyelesaikan masalah purbanya. Aku yang jadi temannya kan gak ngerti, kenapa?
Setelah kupikir2 dan mencoba ada di posisinya... aku sedikit banyak mengerti kenapa dia begitu.. masalah purba itu telah ditinggalkannya cukup lama. Sekarang dia harus membenahinya lagi. Dengan kata lain, kembali dan menyusuri jalan yang sebelumnya pernah dilewati, mencari dan mengikuti petunjuk2 yang ada sendirian. JB takut ditolak. JB takut tersesat. JB takut gagal. Karena ketakutannya tu, dia jadi patung, tidak dapat melakukan apa2. JB takut memulai.
Padahal waktu tidak selalu menjadi temannya, semakin lama ditunda, niat tuk membenahi masalah purba itu akan semakin hilang. Aku pernah kasi tau dia tuk mulai aja deh, hasilnya gmana itu nanti... pokoknya nyoba. Si JB bilang iya, tapi dia tidak cerita tentang perkembangan masalah purbanya itu. Aku kan jadi ragu apakah dia benar2 mulai membenahinya atau tidak?? Aku bertanya lagi di lain waktu, jawabannya cuman Iya. Kuperjelas ya? Jawabannya Iya Titik Selalu begitu setiap ditanya. Kesimpulannya? Emboh!! Aku benci masalahnya tu, soalnya walau tidak langsung ngefek, dalam beberapa kejadian, masalah purba itu buat JB jadi gak PD. Aku jadi ikutan kepikiran.
Akhir2 ini, aku ada make a wish, makanya jadi rajin berdoa… (hehe..) Karena itu, aku juga ndoain si JB ni. Dua hari lalu, aku dan JB dan beberapa teman2 yang lain ikut suatu pertemuan rohani. Suasana di sana agak berbeda dengan pertemuan rohani yang biasa kuikuti. Jujur, disana aku tidak bisa tersentuh dan larut didalamnya, aku lebih banyak memperhatikan orang2 yang ada di sana. Tengok kanan, tengok kiri. Aku sendiri bingung kenapa begitu. Suasananya agak terlalu riang buatku, mungkin.
Waktu pujian, aku tetap toleh kanan n kiri, sebagian orang tiba2 berlutut, temen yang duduk samping kiriku sudah berlutut, tapi JB yang duduk di kananku masih berdiri. Aku yang duduk di tengah2 mereka jadi bingung. Berlutut? Atau berdiri??? Ketika banyak orang mulai berlutut, aku mengajak JB berlutut, JB kontan ngomel, “Ni terserah kita, mau berlutut atau tidak.” Kalau dipikir-pikir sesudahnya, lucu juga, aku plin-plan. Tapi, klo dipikir lagi, aku plin-plan karena aku gak bisa larut didalamnya, jadi aku tidak tau harus bagaimana.
Waktu khotbah, awalnya juga tidak bisa masuk. Aku sampe stres juga, buat apa aku ke sini klo di sini kerjaanku cuman perhatiin tingkah orang-orang? Bantu aku tuk mendapatkan sesuatu! Bgitu aku protes dalam hati. Saat pertengahan khotbah, tiba2 JB menepuk aku. Aku mengerti maksudnya.
Ada yang sharing tentang masalah yang sama persis dengan yang dihadapi JB. Benar2 menohok! Cewe yang sharing tu awalnya juga selalu ketakutan, khawatir n tidak tenang. Dia terlalu terpaku pada hasil akhir dari usahanya. Di tengah keputusasaan dan kelelahannya itu, akhirnya dia malah doa, “Terserah hasilnya akan bagaimana, Tuhan, aku akan terima sebab Tuhan pasti beri yang terbaik.” Dia jadi tidak khawatir lagi. Dia jadi tenang. Akhirnya permasalahannya terselesaikan jauh melebihi yang diharapkannya.
Aku jadi mikir, ni jawaban buat protesku tadi. Aku mendoakan si JB, tapi aku sendiri buntu, gak tau harus bagaimana membantu JB. Di pertemuan rohani ini, JB tersentuh. Semoga pertemuan ini memberi JB keberanian dan kemantapan hati tuk memulai dan menyelesaikan masalah purbanya. Amin.
Selanjutnya, aku berpikir lagi, sebenarnya kepercayaan dan keyakinan cewe sharing tu juga menjawab doaku sendiri. Pasrah dan percaya bahwa Tuhan pasti kasih yang terbaik membuat segalanya jadi lebih ringan. Kita jadi tidak terlalu berfokus pada hasilnya, sehingga kita tidak akan selalu diliputi rasa takut n cemas. Bila memang tidak bisa, berarti itu bukan yang terbaik buat kita. Bila satu pintu ditutup, pasti pintu yang lain dibuka (kata2 bijak yang klise sih, tapi aku kembali diingatkan lagi dalam pertemuan rohani ini..). Moga2 aku juga bisa seperti itu.
Akhir cerita, aku jadi ingat kata2 Bunda Teresa:
“God does not require you to succeed, He only requires that you try.”
Selasa, 10 Agustus 2010
rencanaku vS RENCANA NYA
5detik 5enyum
Pada zaman dahulu kala, hiduplah di negeri Cina seorang saudagar yang sangat kaya yg hartanya ga akan habis sampai 7 turunan. Saudagar ini kemudian memutuskan untuk pindah ke Indonesia, dan bermimpi mendirikan usaha yang lebih besar di Indonesia. Dia yakin akan berhasil karena didukung oleh moda yang kuat. Tetapi karena salah urus, baru sampai turunan ke-6, hartanya sudah habis. Berikut adalah daftar silsilahnya:
1. TJUAN TJE TIAU punya anak laki2 bernama TJUAN TJE BAN.
2. TJUAN TJE BAN punya anak laki2 bernama TJUAN TJE CENG.
3. TJUAN TJE CENG punya anak laki2 bernama TJUAN TJE PEK
4. TJUAN TJE PEK punya anak laki2 bernama TJUAN TJE TUN.
5. Karena merugi terus, TJUAN TJE TUN punya anak laki2 dinamai BO TJUAN
6. Walau sudah hilang harapan dan melarat, BO TJUAN tetap punya anak lelaki.
Di keturunan ketujuh inilah, kehidupan dinasti ini ternyata berangsur-angsur membaik. Lelaki keturunan ketujuh ini berinisiatif membuka toko roti, dan menamainya seperti namanya, ternyata rotinya laris terjual. Ada yang tahu siapa nama lelaki keturunan ketujuh ini?
(sumber: temen yg lucu n crewet, 15/07/10)
Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan
(13)Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan disana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”,(14)sedang kamu tidak tau apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.(15)Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan mengkehendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu,’’(16)Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.(17)Jadi jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi dia tidak melakukannya, ia berdosa.
( Yakobus 4:13-17)
Sharing:
Aku cewe 26 tahun. Ini kisah tentang bagaimana Tuhan menyentuhku dan menuntunku. Dia sangatt.. sangatt... mengerti aku... Tidak bisa bawa kendaraan sendiri, itu adalah kelemahanku. Jomblo lagi!! Teman2ku juga tidak banyak yang punya kendaraan sendiri. Akibatnya akhir2 ini aku jarang pergi2 shopping di mall...
Jauh sebelum peristiwa ini aku memang aktif di gereja, tapi tidak pernah ada ikatan batin. Kalau tidak ada janji ma temenku, aku ikut. Klo gak mood, ya aku gak ikut... (kasarnya kegiatan gereja ni jadi semacam pengisi waktu luang aja...).
Aku tahu kalau ini salah, tapi bagaimana, Tuhan? Aku lho jarang pergi, kalau aku tidak mengikuti rencana orang2 yang mengajakku pergi, kapan aku perginya? Pikiranku membela diri, manusia selalu memilih yang nikmat... Tuhan, mauku tidak begini, tapi... aku tak berdaya...
Suatu hari aku menerima SMS yang mengabari bakal ada tugas tatib kolektan 30 Jan 2010 ini, pk 17.00. Minggu memang aku berencana mengajak temanku pergi, tapi belum fixed... ( Hitung2, sebagai refreshing menjelang lembur tutup laporan keuangan bulanan.) Aku mengatur Sabtu sore saja aku pergi ma temanku, supaya minggunya tetap bisa ikut kegiatan tatib kolektan itu. Temanku OK. Sabtu, pk 15.30 dia jemput aku, lalu kita berangkat sama2. Seneng deh aku! Sipp!! JJS di mall tetap jalan tanpa harus mengorbankan kegiatan gerejaku..
Hari H-nya, pk 16.00 temanku belum muncul di rumahku. Akhirnya dia telpon, bilang bagaimana kalau besok saja, pk 14.00an... di rumahnya sekarang mendung gelap sekali. Aku membatin, kalau pergi pk 14.00, mana keburu tuk misa pk 17.00? Kalau lebih pagi, temanku jawab dia tidak bisa. Akhirnya setelah mengiyakan tawaran nya dengan lemah, aku menutup telepon dengan lemas. KOK BEGINI?? Padahal kan sudah kuatur...
Tidak sampai 5 menit, telponku berdering lagi.
"Ce, sudah siap? Ini mau dijemput." Teman gereja.
Aku BENGONG... ‚"Lho, tugasnya hari ini ta?"
"Cece!! Tanggal 30 pk 17.00 kan?"
Baru aku sadar klo aku salah hari, tanggal 30 tu Sabtu, bukan Minggu. Hatiku melonjak. Aku salah mengatur, tetapi dibenarkan... Kalau tadi temanku tidak membatalkan rencana pergi kita, malah kacau jadinya...
"Ya, ya, aku ikut. Tunggu 5 menit ya, aku ganti baju dulu."
Ini mungkin peristiwa kecil, tapi AJAIB buatku... Tuhan sangat mengerti kekeraskepalaanku dan kecerobohanku... Dia juga menuntunku.. (Dia membenarkan rencanaku.)
Sejak saat itu, aku berubah. Ikatan batin itu muncul dengan sendirinya. AJAIB, sekarang JJS di mall bukan lagi menjadi suatu hal langka dan berharga yang tidak boleh dilewatkan buatku. Aku ikut kegiatan gereja ini karena aku senang, dan bukan lagi sebagai pengisi waktu luang saja.
”Human is weak. But, if you are sincerely trying to realize your good will, God will surely help.”
Pujian:
Dalam sgala perkara, Tuhan punya rencana
Yang lebih besar dari semua yang terpikirkan
Apapun yang Kau perbuat, tak ada maksud jahat
Sbab itu kulakukan semua denganMu Tuhan
Ku takkan akan menyerah pada apapun juga
Sebelum kucoba semua yang kubisa
Tetapi ku berserah kepada kehendakMu
Hatiku percaya Tuhan punya rencana.
Tuliskan rencana kita dengan sebuah pensil.. tapi berikan penghapusnya pada Yesus. Izinkan Dia menghapus bagian2 yang salah dan menggantikan dengan rencanaNya yang indah.
( Karena keras kepala, aku sering menyembunyikan penghapusnya, tapi akhirnya Tuhan pasti punya cara tuk mengetuk hati ku tuk memberikan penghapus itu kembali padaNya. )
Jawaban: Tjuan Bo
Pada zaman dahulu kala, hiduplah di negeri Cina seorang saudagar yang sangat kaya yg hartanya ga akan habis sampai 7 turunan. Saudagar ini kemudian memutuskan untuk pindah ke Indonesia, dan bermimpi mendirikan usaha yang lebih besar di Indonesia. Dia yakin akan berhasil karena didukung oleh moda yang kuat. Tetapi karena salah urus, baru sampai turunan ke-6, hartanya sudah habis. Berikut adalah daftar silsilahnya:
1. TJUAN TJE TIAU punya anak laki2 bernama TJUAN TJE BAN.
2. TJUAN TJE BAN punya anak laki2 bernama TJUAN TJE CENG.
3. TJUAN TJE CENG punya anak laki2 bernama TJUAN TJE PEK
4. TJUAN TJE PEK punya anak laki2 bernama TJUAN TJE TUN.
5. Karena merugi terus, TJUAN TJE TUN punya anak laki2 dinamai BO TJUAN
6. Walau sudah hilang harapan dan melarat, BO TJUAN tetap punya anak lelaki.
Di keturunan ketujuh inilah, kehidupan dinasti ini ternyata berangsur-angsur membaik. Lelaki keturunan ketujuh ini berinisiatif membuka toko roti, dan menamainya seperti namanya, ternyata rotinya laris terjual. Ada yang tahu siapa nama lelaki keturunan ketujuh ini?
(sumber: temen yg lucu n crewet, 15/07/10)
Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan
(13)Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan disana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”,(14)sedang kamu tidak tau apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.(15)Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan mengkehendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu,’’(16)Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.(17)Jadi jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi dia tidak melakukannya, ia berdosa.
( Yakobus 4:13-17)
Sharing:
Aku cewe 26 tahun. Ini kisah tentang bagaimana Tuhan menyentuhku dan menuntunku. Dia sangatt.. sangatt... mengerti aku... Tidak bisa bawa kendaraan sendiri, itu adalah kelemahanku. Jomblo lagi!! Teman2ku juga tidak banyak yang punya kendaraan sendiri. Akibatnya akhir2 ini aku jarang pergi2 shopping di mall...
Jauh sebelum peristiwa ini aku memang aktif di gereja, tapi tidak pernah ada ikatan batin. Kalau tidak ada janji ma temenku, aku ikut. Klo gak mood, ya aku gak ikut... (kasarnya kegiatan gereja ni jadi semacam pengisi waktu luang aja...).
Aku tahu kalau ini salah, tapi bagaimana, Tuhan? Aku lho jarang pergi, kalau aku tidak mengikuti rencana orang2 yang mengajakku pergi, kapan aku perginya? Pikiranku membela diri, manusia selalu memilih yang nikmat... Tuhan, mauku tidak begini, tapi... aku tak berdaya...
Suatu hari aku menerima SMS yang mengabari bakal ada tugas tatib kolektan 30 Jan 2010 ini, pk 17.00. Minggu memang aku berencana mengajak temanku pergi, tapi belum fixed... ( Hitung2, sebagai refreshing menjelang lembur tutup laporan keuangan bulanan.) Aku mengatur Sabtu sore saja aku pergi ma temanku, supaya minggunya tetap bisa ikut kegiatan tatib kolektan itu. Temanku OK. Sabtu, pk 15.30 dia jemput aku, lalu kita berangkat sama2. Seneng deh aku! Sipp!! JJS di mall tetap jalan tanpa harus mengorbankan kegiatan gerejaku..
Hari H-nya, pk 16.00 temanku belum muncul di rumahku. Akhirnya dia telpon, bilang bagaimana kalau besok saja, pk 14.00an... di rumahnya sekarang mendung gelap sekali. Aku membatin, kalau pergi pk 14.00, mana keburu tuk misa pk 17.00? Kalau lebih pagi, temanku jawab dia tidak bisa. Akhirnya setelah mengiyakan tawaran nya dengan lemah, aku menutup telepon dengan lemas. KOK BEGINI?? Padahal kan sudah kuatur...
Tidak sampai 5 menit, telponku berdering lagi.
"Ce, sudah siap? Ini mau dijemput." Teman gereja.
Aku BENGONG... ‚"Lho, tugasnya hari ini ta?"
"Cece!! Tanggal 30 pk 17.00 kan?"
Baru aku sadar klo aku salah hari, tanggal 30 tu Sabtu, bukan Minggu. Hatiku melonjak. Aku salah mengatur, tetapi dibenarkan... Kalau tadi temanku tidak membatalkan rencana pergi kita, malah kacau jadinya...
"Ya, ya, aku ikut. Tunggu 5 menit ya, aku ganti baju dulu."
Ini mungkin peristiwa kecil, tapi AJAIB buatku... Tuhan sangat mengerti kekeraskepalaanku dan kecerobohanku... Dia juga menuntunku.. (Dia membenarkan rencanaku.)
Sejak saat itu, aku berubah. Ikatan batin itu muncul dengan sendirinya. AJAIB, sekarang JJS di mall bukan lagi menjadi suatu hal langka dan berharga yang tidak boleh dilewatkan buatku. Aku ikut kegiatan gereja ini karena aku senang, dan bukan lagi sebagai pengisi waktu luang saja.
”Human is weak. But, if you are sincerely trying to realize your good will, God will surely help.”
Pujian:
Dalam sgala perkara, Tuhan punya rencana
Yang lebih besar dari semua yang terpikirkan
Apapun yang Kau perbuat, tak ada maksud jahat
Sbab itu kulakukan semua denganMu Tuhan
Ku takkan akan menyerah pada apapun juga
Sebelum kucoba semua yang kubisa
Tetapi ku berserah kepada kehendakMu
Hatiku percaya Tuhan punya rencana.
Tuliskan rencana kita dengan sebuah pensil.. tapi berikan penghapusnya pada Yesus. Izinkan Dia menghapus bagian2 yang salah dan menggantikan dengan rencanaNya yang indah.
( Karena keras kepala, aku sering menyembunyikan penghapusnya, tapi akhirnya Tuhan pasti punya cara tuk mengetuk hati ku tuk memberikan penghapus itu kembali padaNya. )
Jawaban: Tjuan Bo
Senin, 09 Agustus 2010
Sakramen Perkawinan
Tulisan kedua nih! (Hehehe… Bagaimana Papa Bear? PRku dah kuselesaikan bukan?) Pembacanya bingung ya? Papa Bear?? PR?? Begini, Papa Bear itu temenku yang suka ngeblog. Sejak dia baca tulisanku sebelum ni, dia guuetttollll.. toll.. toll…ngasih PR ke aku------aku disuruh ikutan ngeblog. WAAKKK!!! Jujur nih, tulisanku sebelumnya tu sharing, bener2 murni sharing ( Daripada nanti aku “pecototan” saat sharing secara lisan di acara PD kantor, aku menuliskannya ). Ngeblog?? Memangnya gampang? Aku protes, sesudah satu itu, aku tidak tahu mau menulis apa lagi…. lalu masa blogku isinya cuman satu doang?? Hehe…
Tapi, kegetolan Papa Bear memang membuatku berpikir untuk menulis lagi (menulis lho, bukan ngeblog------ok, belum ngeblog). Sebelum hari ini, aku teringat akan sepenggal cerita masa kecil yang mau kushare, tapi hari ini aku punya topik yang fresh from the oven, yang mendorongku untuk segera menuliskannya.
Hari ini, Minggu, 8 Agustus 2010, pk. 14.00, anak salah satu teman korku menikah di gereja. Tentu saja, kita menjadi paduan suara pengiringnya. Aku tidak tahu aku yang lagi sentimental atau bagaimana, yang jelas sakaramen perkawinan kali ini terasa begitu menyentuh buatku. Begitu indah…, sakral, juga suci.
Sesudahnya. aku berpikir apa yang membuatku merasa seperti itu. Buatku, ini memang baru kedua kalinya aku mengikuti misa manten sebagai angota paduan suara, karena itu aku cenderung membandingkannya dengan yang pertama. Sakramen perkawinannya dimulai tepat waktu. Saat itu, ruang gereja juga telah dipadati para undangan ( Ini yang kurang di misa manten yang pertama kuikuti, apa ngefek? Mungkin iya, soalnya banyaknya orang yang datang menunjukkan bahwa banyak orang ikut berbahagia dan merayakan, jadi terasa lebih meriah begitu…).
Saat sampai pada pengambilan janji perkawinan, wow, dalam hati aku berkata, sejak detik itu, hidup mereka akan berubah… Kalau aku yang kelak mengucapkannya , aku pasti excited n deg2an juga… (Lho! Lho! Kok jadi kamu yg deg2an? Hahaha..)
Ada satu lagu yang aku suka banget dalam misa manten kali ini… Judulnya Berkatilah, lagu dan aransemen: Y Totok Pujianto. Awalnya, ada dua orang solis yang saling bersahut-sahutan, baru kemudian diikuti oleh kita semua. Liriknya seperti ini (SS = Solis Sopran, ST = Solis Tenor):
SS (cewek) : Bapa yang di surga kami berdua bersujud di depanMu di altar mulia.
ST (cowok) : Saling mengucap kata berserah setia, ingin hidup berdua dengan penuh cinta
(Wow, tulusnya, aku juga mau pakai lagu ini kelak, hehehe…)
SS (cewek) : Semoga Engkau berkati niat suci ini
ST (cowok) : Padu menjadi satu di dalam namaMu.
(Selalu menyertakan Tuhan dalam segala niat, bagus, bagus!! )
SS & ST : Bapa yang di surga bimbinglah kami agar cinta yang suci kekal dan abadi
ALL : Berkatilah mereka semoga bahagia. Tiada hari berlalu
SS & ST : tanpa kasih mesra,
(Mantab!!)
ALL : kasih nan mesra.
SS & ST : Terimakasih Bapa atas kurniaMu. Di hari indah ini kami bahagia.
ALL : Berkatilah mereka, berkatilah kami.
Bagaimana? Bagus dan menyentuh kan lagunya? Siip.. Sip!!
Di akhir acara, guru kor kami berduet dengan ST kita menyanyikan ”Mujizat itu Nyata”. Lalu, ST kita juga berduet dengan salah satu anggota kor kami menyanyikan ”The Prayer”. Mungkin karena yang menikah masih anak dari temen sendiri, membuatku jadi lebih turut merasakan kebahagiaan mereka. O ya, tambahan lagi, saat itu, sinar matahari sore menerobos lewat jendela besar gereja, menerangi altar. Sinar itu membuatku merasa lebih nyaman dan terberkati (Aku bukan ahli tata cahaya, tapi aku merasa seperti itu). Pokoknya, misa manten kali ini benar2 berkesan buatku.
Tapi, kegetolan Papa Bear memang membuatku berpikir untuk menulis lagi (menulis lho, bukan ngeblog------ok, belum ngeblog). Sebelum hari ini, aku teringat akan sepenggal cerita masa kecil yang mau kushare, tapi hari ini aku punya topik yang fresh from the oven, yang mendorongku untuk segera menuliskannya.
Hari ini, Minggu, 8 Agustus 2010, pk. 14.00, anak salah satu teman korku menikah di gereja. Tentu saja, kita menjadi paduan suara pengiringnya. Aku tidak tahu aku yang lagi sentimental atau bagaimana, yang jelas sakaramen perkawinan kali ini terasa begitu menyentuh buatku. Begitu indah…, sakral, juga suci.
Sesudahnya. aku berpikir apa yang membuatku merasa seperti itu. Buatku, ini memang baru kedua kalinya aku mengikuti misa manten sebagai angota paduan suara, karena itu aku cenderung membandingkannya dengan yang pertama. Sakramen perkawinannya dimulai tepat waktu. Saat itu, ruang gereja juga telah dipadati para undangan ( Ini yang kurang di misa manten yang pertama kuikuti, apa ngefek? Mungkin iya, soalnya banyaknya orang yang datang menunjukkan bahwa banyak orang ikut berbahagia dan merayakan, jadi terasa lebih meriah begitu…).
Saat sampai pada pengambilan janji perkawinan, wow, dalam hati aku berkata, sejak detik itu, hidup mereka akan berubah… Kalau aku yang kelak mengucapkannya , aku pasti excited n deg2an juga… (Lho! Lho! Kok jadi kamu yg deg2an? Hahaha..)
Ada satu lagu yang aku suka banget dalam misa manten kali ini… Judulnya Berkatilah, lagu dan aransemen: Y Totok Pujianto. Awalnya, ada dua orang solis yang saling bersahut-sahutan, baru kemudian diikuti oleh kita semua. Liriknya seperti ini (SS = Solis Sopran, ST = Solis Tenor):
SS (cewek) : Bapa yang di surga kami berdua bersujud di depanMu di altar mulia.
ST (cowok) : Saling mengucap kata berserah setia, ingin hidup berdua dengan penuh cinta
(Wow, tulusnya, aku juga mau pakai lagu ini kelak, hehehe…)
SS (cewek) : Semoga Engkau berkati niat suci ini
ST (cowok) : Padu menjadi satu di dalam namaMu.
(Selalu menyertakan Tuhan dalam segala niat, bagus, bagus!! )
SS & ST : Bapa yang di surga bimbinglah kami agar cinta yang suci kekal dan abadi
ALL : Berkatilah mereka semoga bahagia. Tiada hari berlalu
SS & ST : tanpa kasih mesra,
(Mantab!!)
ALL : kasih nan mesra.
SS & ST : Terimakasih Bapa atas kurniaMu. Di hari indah ini kami bahagia.
ALL : Berkatilah mereka, berkatilah kami.
Bagaimana? Bagus dan menyentuh kan lagunya? Siip.. Sip!!
Di akhir acara, guru kor kami berduet dengan ST kita menyanyikan ”Mujizat itu Nyata”. Lalu, ST kita juga berduet dengan salah satu anggota kor kami menyanyikan ”The Prayer”. Mungkin karena yang menikah masih anak dari temen sendiri, membuatku jadi lebih turut merasakan kebahagiaan mereka. O ya, tambahan lagi, saat itu, sinar matahari sore menerobos lewat jendela besar gereja, menerangi altar. Sinar itu membuatku merasa lebih nyaman dan terberkati (Aku bukan ahli tata cahaya, tapi aku merasa seperti itu). Pokoknya, misa manten kali ini benar2 berkesan buatku.
Langganan:
Postingan (Atom)