Hai.. hai... dah lama gak nulis nih... trus baru ae liat temenku ngeblog, wow tulisan e keren... Aku ga tau pasti sih----tidak bermaksud sinis lho----tu copy paste from somewhere or originally written by her?? Pokoknya kerennn... so touching!! It looks like that every sentence written based on her own deepest feeling... Penasaran dengan tulisannnya?? Ini dia:
We are not lovers, but you're very important to me.. very important..
I like you, but we can't be together.
You know, I like the way you smile.
You know, I often miss you.
You know, I remember your habits.
You know, I remember the words you said to me.
You know, I understand the meaning of the expressions in your eyes.
You know, I like your face when you're serious..
You know, in my heart you're very greatly important..
You know, everyday when I'm online the first one I look for is you..
You know, I save a lot of things about you..
You know, everything you see is so important to me..
You know, I download all of the songs you mentioned..
You know, those songs, I listen to them repeatedly..
You know, I memorized every jokes you told me..
You know, you really don't know about a lot of things..
Although very busy, still really want to accompany you..
Go pass a street, suddenly remember, this food you like to eat..
I always suddenly think, make a phone call, want to listen that familiar voice..
We are not lovers, but we both understand, this is more than friendship..
In fact, we both understand that you, in my heart, are very important..
Karena tu, aku jadi pingin nulis lagi. Aku buka file2 lama, aku nemu tulisan itu (Love Rollercoaster 1)… Kisah lama, tapi cukup memberi warna ke hidupku… Kupost aja deh…
Sekarang nulis apa ya?? Aku sengaja memberi urutan angka pada Love Rollercoaster sebab topik tu akan kulanjutkan.. jangan diketawakan… aku percaya setiap orang pasti punya kisah cinta yang unik dan lucu. Disini aku hanya ingin berbagi…
Membaca kisahku itu, pasti terlintas pertanyaan ini: I wish, really wished that you would be there for me in the end. Sang dokter baru saja berganti status, bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?? Aku hanya dapat menjawab yah, ini memang benar2 Love Rollercoaster… bagaimana aku terbuai melayang oleh khayalanku sendiri, terus langsung dihempaskan lagi ke tanah… Rasanya harapan itu tidak semuanya dapat kuhilangkan dalam sekejap… bila mau jujur, harapan itu pasti masih sangat besar ada di hatiku... (Saat itu, teman2!-----kalau sekarang, hal itu telah menjadi salah satu memori lucu dalam hidupku... wahahaha...)
Bagaimana bisa kamu senang ke dokter itu dalam waktu yang sebegitu singkat?? Banyak yang menanyakan hal ini... Ada beberapa sifat dokter itu yang kukagumi.. Dia sangat yakin dengan apa yang hendak diraihnya, sangat percaya diri... Dia sangat teliti dan perhatian... Menurutku, dia juga dokter gigi yang unik, sebanyak 8x pertemuanku dengan Dokter, kamu selalu mengomeli sustermu.. Sepertinya pekerjaan nya tidak ada yang benar, terutama tentang hal-hal yang tidak rapi... Aku tidak bisa menahan senyum mendengar omelan2 itu... hehehe... Awalnya aku tidak menyadarinya, tetapi omelanmu itu mengingatkan ku ke mamaku... Ya, mamaku juga sangat perfeksionis dalam hal kerapian dan kebersihan juga keteraturan... Walaupun terkesan sombong, Dokter memiliki semua sifat baik yang tak kumiliki... I cant help falling in love... (ihiyy... ihiyy... )
Ini seperti kisah cinta anak SMA ya? Mungkin… terserah bagaimana kalian memandangnya… Yang jelas, gemetar yang kurasakan saat itu dan juga bagaimana akhirnya aku berhasil melewati ketakutanku (dengan bantuan mu, Dok) melepaskan ku dari memori masa lalu… U made me experienced that rollercoaster feeling again, after never experienced that feeling for almost 2 years…
Wow, tulisan pertama di tahun 2011 bertema CINTA... wakakaka…Yah, memang aku berharap dipertemukan dengan PH yang telah Engkau tentukan, Bapa... But, I fully surrender that matter to You... Bagaimana akhirnya aku bisa melepaskan perasaan itu?? Bersambung di part 3 ok? SIPP!! (aku sudah mulai mengantuk, jadi lain kali baru kulanjutkan? Hehehe…)
“Life is not measured by the number of breaths we take, but by the moments that take our breath away.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar