Kamis, 31 Maret 2011
GLEE - Lucky
Lucky
Songwriters: Caillat, Colbie Marie; Fagen, Timothy James; Mraz, Jason Thomas
Do you hear me? I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard
I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooh ooh ooh
They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you I promise you, I will
I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday
And so I'm sailing through the sea
To an island where we'll meet
You'll hear the music fill the air
I'll put a flower in your hair
Though the breezes through trees
Move so pretty you're all I see
As the world keeps spinning 'round
You hold me right here, right now
I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday
Ooh ooh ooh
Ooh ooh ooh, ooh
"Be honest with myself and do things accordingly sincerely and cheerfully."
-Stephnie Alice-
Senin, 28 Maret 2011
Turun gunung... n Smile...
Hai, sudah lama ya aku gak menulis... Terakhir2 ini aku hanya mengepostkan artikel2 yang kutemui selama aku semedi... wakakaka... Aku bilang aku mau menceriakan blogku... aku sudah menemukan beberapa lelucon2 lucu... TATATARANGGGG.... ini dia....
Pertama,
Lucu – mangkel aku nek nang acara NIKAHAN
Bareng wong tuwek2 terus mesti wong tuwek2 iku takon “ KAPAN NYUSUL ??”
Aku lak isin sehh . .
Mangkane pas ono acara PEMAKAMAN
Aku gantian takok nang wong tuwek2 iku
“ KAPAN NYUSUL ??”
Malah aku ditapok
Wahhhh . . nakalannn . . =P
Kedua,
aku dibawah kau diatas,
kau mengangkang akupun senang,
kau mulai basah akupun tenang,
kau lemas aku jadi basah,
...oh...payungku...ternyata masih hujan...
Ketiga,
ada 3 orang gadis yang sedang memakan ice cream...
gadis 1 memakan ice cream dengan cara mengisap...
gadis 2 memakan ice cream dengan cara menjilat...
...gadis 3 memakan ice cream dengan cara mengigit...
dari antara 3 gadis ini, gadis manakah yg sudah menikah???
Keempat,
Seorang ayah lagi marah besar kepada anaknya yang tidak lulus ujian...
Ayah: Anak ini!! Bagaimana bisa kamu tidak lulus EBTANAS??
Anak: Tenang, aku hanya tidak lulus ujian, bukan tidak lulus tes DNA...
(Ckckckck... Arek cilik jaman saiki...)
Jawaban cerita ketiga: dilihat apakah di jari manisnya ada cincinnya atau tidak... wakakaka... jangan berpikir aneh2.. wahahaha...
Paling ngga kalian tersenyum saat membaca cerita ini...
"SMILE = Showing Miracles In Little Efforts." FB: Damn, it's true
Pertama,
Lucu – mangkel aku nek nang acara NIKAHAN
Bareng wong tuwek2 terus mesti wong tuwek2 iku takon “ KAPAN NYUSUL ??”
Aku lak isin sehh . .
Mangkane pas ono acara PEMAKAMAN
Aku gantian takok nang wong tuwek2 iku
“ KAPAN NYUSUL ??”
Malah aku ditapok
Wahhhh . . nakalannn . . =P
Kedua,
aku dibawah kau diatas,
kau mengangkang akupun senang,
kau mulai basah akupun tenang,
kau lemas aku jadi basah,
...oh...payungku...ternyata masih hujan...
Ketiga,
ada 3 orang gadis yang sedang memakan ice cream...
gadis 1 memakan ice cream dengan cara mengisap...
gadis 2 memakan ice cream dengan cara menjilat...
...gadis 3 memakan ice cream dengan cara mengigit...
dari antara 3 gadis ini, gadis manakah yg sudah menikah???
Keempat,
Seorang ayah lagi marah besar kepada anaknya yang tidak lulus ujian...
Ayah: Anak ini!! Bagaimana bisa kamu tidak lulus EBTANAS??
Anak: Tenang, aku hanya tidak lulus ujian, bukan tidak lulus tes DNA...
(Ckckckck... Arek cilik jaman saiki...)
Jawaban cerita ketiga: dilihat apakah di jari manisnya ada cincinnya atau tidak... wakakaka... jangan berpikir aneh2.. wahahaha...
Paling ngga kalian tersenyum saat membaca cerita ini...
"SMILE = Showing Miracles In Little Efforts." FB: Damn, it's true
Senin, 21 Maret 2011
M E N G A P A ? ? ?
"Jika kamu tidak menjadi seperti anak kecil- ": kalimat biblis ini tidak hanya berguna untuk Kerajaan Allah tetapi juga untuk hidup kita di dunia ini. Kita perlu menemukan indahnya masa kanak-kanak, dengan mata terbuka kepada sesuatu yang sepertinya biasa saja di mata orang dewasa; menjadi seperti anak-anak yang banyak kali ingin tahunya karena itu tak pernah lelah mengajukan pertanyaan.
MENGAPA?
Atau seorang penulis roman asal Perancis HonorĂ© de Balzac mengatakan: "Kunci dari semua pengetahuan adalah pertanyaan." Penemuan besar pada umumnya mulai dengan pertanyaan : mengapa? Bagaiamana? Dan kebijaksanaan hidup mungkin terdapat dalam mempertanyakan apapun “mengapa".
Dewasa ini kita sering kali kurang bertanya diri apa makna dari sikap, tingkah laku, cara bertindak.
Jarang sekali kita bertanya mengenai MENGAPA saya bertindak semikian, MENGAPA saya marah bahkan tak terdengar lagi pertanyaan MENGAPA saya hidup?
Kalaupun bertanya, yang kita tanyakan adalah MEENGAPA DIA BEGITU? MENGAPA DIA MARAH? MENGAPA ORANG ITU? Kita punya keinginan yang kuat untuk mengetahui urusan orang lain, sibuk mencampuri urusan orang. Tanpa sadar kita menunjukkan kemampuan luar biasa untuk “mengurusi” diri orang dan tidak mampu mengurusi diri sendiri.
Rasanya pertanyaan MENGAPA SAYA BEGINI DAN BEGITU, (bukan mengapa dia begini atau begitu), menjadi titik berangkat yang baik untuk menemukan buah dari masa prapaskah.
by Hidup Baru on Monday, March 21, 2011 at 8:01am
"If you think you are too small to make a difference, try sleeping with a mosquito."
=Its the little thing that makes a BIG difference=
;) 100% DEAL!!
MENGAPA?
Atau seorang penulis roman asal Perancis HonorĂ© de Balzac mengatakan: "Kunci dari semua pengetahuan adalah pertanyaan." Penemuan besar pada umumnya mulai dengan pertanyaan : mengapa? Bagaiamana? Dan kebijaksanaan hidup mungkin terdapat dalam mempertanyakan apapun “mengapa".
Dewasa ini kita sering kali kurang bertanya diri apa makna dari sikap, tingkah laku, cara bertindak.
Jarang sekali kita bertanya mengenai MENGAPA saya bertindak semikian, MENGAPA saya marah bahkan tak terdengar lagi pertanyaan MENGAPA saya hidup?
Kalaupun bertanya, yang kita tanyakan adalah MEENGAPA DIA BEGITU? MENGAPA DIA MARAH? MENGAPA ORANG ITU? Kita punya keinginan yang kuat untuk mengetahui urusan orang lain, sibuk mencampuri urusan orang. Tanpa sadar kita menunjukkan kemampuan luar biasa untuk “mengurusi” diri orang dan tidak mampu mengurusi diri sendiri.
Rasanya pertanyaan MENGAPA SAYA BEGINI DAN BEGITU, (bukan mengapa dia begini atau begitu), menjadi titik berangkat yang baik untuk menemukan buah dari masa prapaskah.
by Hidup Baru on Monday, March 21, 2011 at 8:01am
"If you think you are too small to make a difference, try sleeping with a mosquito."
=Its the little thing that makes a BIG difference=
;) 100% DEAL!!
Minggu, 20 Maret 2011
Relationship and True Love
As long as I have the idea in my head “I have a relationship” or “I am in a relationship,” no matter with whom, I suffer. This I have learnt.
With the concept of “relationship” come expectations, memories of past relationships, and further personally and culturally conditioned mental concepts of what a “relationship” should be like. Then I would try to make reality conform to these concepts. And it never does. And again I suffer.
The fact of the matter is: there are no relationships. There is only the present moment, and in the moment there is only relating.
How we relate, or rather how well we love, depends on how empty we are of ideas, concepts and expectations.
Interview By Kim Eng, Written by: Viktor Egelund, January 19, 2011
Copyright September 2004
With the concept of “relationship” come expectations, memories of past relationships, and further personally and culturally conditioned mental concepts of what a “relationship” should be like. Then I would try to make reality conform to these concepts. And it never does. And again I suffer.
The fact of the matter is: there are no relationships. There is only the present moment, and in the moment there is only relating.
How we relate, or rather how well we love, depends on how empty we are of ideas, concepts and expectations.
Interview By Kim Eng, Written by: Viktor Egelund, January 19, 2011
Copyright September 2004
Rabu, 09 Maret 2011
The Porcupines and the solidarity
During the Ice Age many animals died because of the cold. Seeing this situation, the porcupines decided to group together, so they wrapped up well and protected one another.
But they hurt one another with their thorns, and so then they decided to stay apart from one another.
They started to freeze to death again.
So they had to make a choice: either they vanished from the face of the earth or they accepted their neighbor’s thorns.
They wisely decided to stay together again. They learned to live with the small wounds that a very close relationship could cause, because the most important thing was the warmth given by the other.
And in the end they survived.
By: Paulo Coelho, December 8, 2010
But they hurt one another with their thorns, and so then they decided to stay apart from one another.
They started to freeze to death again.
So they had to make a choice: either they vanished from the face of the earth or they accepted their neighbor’s thorns.
They wisely decided to stay together again. They learned to live with the small wounds that a very close relationship could cause, because the most important thing was the warmth given by the other.
And in the end they survived.
By: Paulo Coelho, December 8, 2010
MONYET DI PUCUK POHON KELAPA
Sahabat, ada cerita seekor monyet sedang nangkring di pucuk pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede.
Angin Topan, Tornado sama Bahorok. Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa.
Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik.
Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik.
Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet.
Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju.
Angin TOPAN duluan, dia tiup sekenceng-kencengny a, Wuuusss
Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatmya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun nyerah.
Giliran Angin TORNADO. Wuuusss¦ Wuuusss! Dia tiup sekenceng-kencengnya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado nyerah.
Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss¦ Wuuuss! Wuuuss¦ Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh. Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.
Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi. Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Diketawain sama tiga angin itu. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil.
Nggak banyak omong, Angin SEPOI-SEPOI langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss¦ Enak banget. Adem.. Seger..¦ Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia. Lepas pegangannya. Jatuh deh tuh si monyet.
Sahabat, dari kisah diatas hikmah yang bisa kita ambil adalah:
Boleh jadi ketika kita diuji dengan KESUSAHAN, dicoba dengan Penderitaan,
didera Malapetaka.. .
Kita kuat, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.. .
Tapi jika kita diuji dengan
MULUT MANIS...
KENIKMATAN...
KESENANGAN...
KELIMPAHAN...
jangan sampai kita terlena... Kita mesti tetap hati-hati...
Diadopsi dari Setitik Embun Inspirasi.
Angin Topan, Tornado sama Bahorok. Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa.
Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik.
Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik.
Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet.
Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju.
Angin TOPAN duluan, dia tiup sekenceng-kencengny a, Wuuusss
Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatmya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun nyerah.
Giliran Angin TORNADO. Wuuusss¦ Wuuusss! Dia tiup sekenceng-kencengnya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado nyerah.
Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss¦ Wuuuss! Wuuuss¦ Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh. Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.
Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi. Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Diketawain sama tiga angin itu. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil.
Nggak banyak omong, Angin SEPOI-SEPOI langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss¦ Enak banget. Adem.. Seger..¦ Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia. Lepas pegangannya. Jatuh deh tuh si monyet.
Sahabat, dari kisah diatas hikmah yang bisa kita ambil adalah:
Boleh jadi ketika kita diuji dengan KESUSAHAN, dicoba dengan Penderitaan,
didera Malapetaka.. .
Kita kuat, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.. .
Tapi jika kita diuji dengan
MULUT MANIS...
KENIKMATAN...
KESENANGAN...
KELIMPAHAN...
jangan sampai kita terlena... Kita mesti tetap hati-hati...
Diadopsi dari Setitik Embun Inspirasi.
Selasa, 08 Maret 2011
S I N C E R E T Y
Ma, Lihat kueku
by Setitik Embun Inspirasi on Tuesday, March 8, 2011 at 6:50pm
Hari ini ulang tahun pernikahan papa dan mama. Sejak sore mereka pergi dan akan makan malam di luar. Aku ingin membuat kue tart dari resep yang kudapat di sebuah majalah. Setelah dua belas tahun, inilah pertama kalinya aku belajar membuat kue.
Aku akan mencoba membuat kue terbaik untuk kupersembahkan kepada papa dan mama di hari istimewa ini. Aku sudah membeli semua bahan yang diperlukan dan begitu mobil yang dikendarai apa dan mama keluar dari pagar rumah, aku segera berlari ke dapur untuk membuat kue.
Aku sangat sibuk dengan kueku sehingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari sudah malam dan mungkin sebentar lagi papa dan mama akan pulang. Aku mengangkat kueku dari oven. Aku mencicipinya dan lapisan luarnya terasa agak pahit karena gosong.
Aku menarik nafas sambil memandang dapur yang berantakan. Blender dan mixer yang kotor, ada tepung yang bertaburan di lantai dan meja, ditambah lagi dengan mangkok-mangkok kotor yang belum sempat kubereskan, dan sebagainya.
Mana yang lebih dahulu harus kukerjakan, apakah menyelesaikan lapisan coklat di kueku atau membereskan dapur yang berantakan. Akhirnya aku memutuskan untuk menyelesaikan kueku. Ketika kueku selesai, aku mendengar suara mobil memasuki halaman rumah.
Aku segera mematikan lampu dan berharap ketika papa dan mama masuk ke dapur akan senang dengan kejutanku. Benar saja, papa dan mama berjalan berdampingan menuju dapur dan ketika mereka sampai di pintu, aku menyalakan lampu sambil berteriak, “SURPRISE …!”
Mereka tersenyum dan aku memeluk mereka sambil mengucapkan selamat atas pernikahan indah mereka. Namun beberapa saat kemudian raut wajah mama berubah dan mama menjadi marah. “Coba lihat, apa yang sudah kau perbuat di dapur ini sehingga sangat berantakan. Sudah berapa kali mama katakan kepadamu untuk segera merapihkan sendiri segala sesuatu yang sudah kau buat menjadi kacau”
“Tetapi Ma …”
Belum sempat aku menjelaskan semuanya, mama sudah berpaling berjalan menuju kamarnya sambil berkata, “Seharusnya mama mengawasimu merapikan semua ini sekarang juga, tetapi sekarang mama sedang kesal. Besok pagi mama mau semuanya sudah rapih.”
“Sayang, coba lihat ke meja itu,” kata papa mencoba meredakan amarah mama.
“Aku tahu bahwa meja itu juga sangat berantakan dan aku juga tidak akan tahan melihatnya,” kata mama sambil berjalan.
Aku dan papa hanya terdiam. Aku menangis dan memeluk papa sambil berkata, “Pa, bahkan mama tidak melirik sedikit pun ke kue itu.”
Papa membelai rambutku sambil berkata, “Sayang, banyak orang tua menderita penyakit situational timberculer glaucoba - ketidakmampuan melihat gambaran secara menyeluruh karena terpengaruh oleh hal-hal kecil, dan itu yang terjadi kepada mama. Besok setelah mama tahu kau membuat kue untuknya, hatinya pasti akan terharu.”
Kita seringkali gagal melihat motivasi baik yang terbungkus oleh suatu keadaan yang buruk. Situational timberculer glaucoba membutakan kita sehingga kita tidak bisa melihat bentuk cinta kasih atau penghargaan yang dipersiapkan oleh orang-orang yang kita kasihi. Ada seorang ibu yang mencubit anaknya hingga memar karena anaknya memecahkan dua buah piring yang akan dicucinya. Manakah yang lebih berharga, terbentuknya kerajinan anak atau harga dua buah piring yang pecah itu ?
Jangan lukai perasaan orang yang kita kasihi karena hal-hal yang kecil, telusuri motivasi awal mereka ketika melakukan suatu hal kemudian bimbing mereka untuk melakukannya dengan cara yang lebih baik.
by Setitik Embun Inspirasi on Tuesday, March 8, 2011 at 6:50pm
Hari ini ulang tahun pernikahan papa dan mama. Sejak sore mereka pergi dan akan makan malam di luar. Aku ingin membuat kue tart dari resep yang kudapat di sebuah majalah. Setelah dua belas tahun, inilah pertama kalinya aku belajar membuat kue.
Aku akan mencoba membuat kue terbaik untuk kupersembahkan kepada papa dan mama di hari istimewa ini. Aku sudah membeli semua bahan yang diperlukan dan begitu mobil yang dikendarai apa dan mama keluar dari pagar rumah, aku segera berlari ke dapur untuk membuat kue.
Aku sangat sibuk dengan kueku sehingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari sudah malam dan mungkin sebentar lagi papa dan mama akan pulang. Aku mengangkat kueku dari oven. Aku mencicipinya dan lapisan luarnya terasa agak pahit karena gosong.
Aku menarik nafas sambil memandang dapur yang berantakan. Blender dan mixer yang kotor, ada tepung yang bertaburan di lantai dan meja, ditambah lagi dengan mangkok-mangkok kotor yang belum sempat kubereskan, dan sebagainya.
Mana yang lebih dahulu harus kukerjakan, apakah menyelesaikan lapisan coklat di kueku atau membereskan dapur yang berantakan. Akhirnya aku memutuskan untuk menyelesaikan kueku. Ketika kueku selesai, aku mendengar suara mobil memasuki halaman rumah.
Aku segera mematikan lampu dan berharap ketika papa dan mama masuk ke dapur akan senang dengan kejutanku. Benar saja, papa dan mama berjalan berdampingan menuju dapur dan ketika mereka sampai di pintu, aku menyalakan lampu sambil berteriak, “SURPRISE …!”
Mereka tersenyum dan aku memeluk mereka sambil mengucapkan selamat atas pernikahan indah mereka. Namun beberapa saat kemudian raut wajah mama berubah dan mama menjadi marah. “Coba lihat, apa yang sudah kau perbuat di dapur ini sehingga sangat berantakan. Sudah berapa kali mama katakan kepadamu untuk segera merapihkan sendiri segala sesuatu yang sudah kau buat menjadi kacau”
“Tetapi Ma …”
Belum sempat aku menjelaskan semuanya, mama sudah berpaling berjalan menuju kamarnya sambil berkata, “Seharusnya mama mengawasimu merapikan semua ini sekarang juga, tetapi sekarang mama sedang kesal. Besok pagi mama mau semuanya sudah rapih.”
“Sayang, coba lihat ke meja itu,” kata papa mencoba meredakan amarah mama.
“Aku tahu bahwa meja itu juga sangat berantakan dan aku juga tidak akan tahan melihatnya,” kata mama sambil berjalan.
Aku dan papa hanya terdiam. Aku menangis dan memeluk papa sambil berkata, “Pa, bahkan mama tidak melirik sedikit pun ke kue itu.”
Papa membelai rambutku sambil berkata, “Sayang, banyak orang tua menderita penyakit situational timberculer glaucoba - ketidakmampuan melihat gambaran secara menyeluruh karena terpengaruh oleh hal-hal kecil, dan itu yang terjadi kepada mama. Besok setelah mama tahu kau membuat kue untuknya, hatinya pasti akan terharu.”
Kita seringkali gagal melihat motivasi baik yang terbungkus oleh suatu keadaan yang buruk. Situational timberculer glaucoba membutakan kita sehingga kita tidak bisa melihat bentuk cinta kasih atau penghargaan yang dipersiapkan oleh orang-orang yang kita kasihi. Ada seorang ibu yang mencubit anaknya hingga memar karena anaknya memecahkan dua buah piring yang akan dicucinya. Manakah yang lebih berharga, terbentuknya kerajinan anak atau harga dua buah piring yang pecah itu ?
Jangan lukai perasaan orang yang kita kasihi karena hal-hal yang kecil, telusuri motivasi awal mereka ketika melakukan suatu hal kemudian bimbing mereka untuk melakukannya dengan cara yang lebih baik.
Langganan:
Postingan (Atom)